KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya memperbaiki kinerja. Salah satunya melalui penghematan. Jika ini berhasil, GOTO tidak lagi mengurangi belanja operasional alias operational expenditure (opex) yang signifikan pada kuartal terakhir. Artinya perseroan ini siap mendorong pertumbuhan bisnis. Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menjelaskan, selama earnings call, manajemen GOTO fokus pada EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA), yang ditetapkan minus Rp 3,8 triliun sampai Rp 4,5 triliun untuk tahun 2023. Revisi ini pada dasarnya merupakan transisi menuju fleksibilitas belanja taktis, yang akan memungkinkan peningkatan investasi guna mengatasi meningkatnya persaingan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV). "CEO (GOTO) mengindikasikan GOTO telah memenuhi target penghematan tahunannya pada tahun 2023, dan menunjukkan tidak ada lagi pengurangan opex yang signifikan. Kami menganggap perubahan strategi ini masuk akal karena akan meminimalkan risiko perluasan operasi yang berlebihan di tengah persaingan yang ketat," kata Niko Margaronis, dalam risetnya, Kamis (2/11).
Langkah Perbaikan Kinerja, GOTO Mencapai Target Penghematan Tahun 2023
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya memperbaiki kinerja. Salah satunya melalui penghematan. Jika ini berhasil, GOTO tidak lagi mengurangi belanja operasional alias operational expenditure (opex) yang signifikan pada kuartal terakhir. Artinya perseroan ini siap mendorong pertumbuhan bisnis. Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menjelaskan, selama earnings call, manajemen GOTO fokus pada EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA), yang ditetapkan minus Rp 3,8 triliun sampai Rp 4,5 triliun untuk tahun 2023. Revisi ini pada dasarnya merupakan transisi menuju fleksibilitas belanja taktis, yang akan memungkinkan peningkatan investasi guna mengatasi meningkatnya persaingan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV). "CEO (GOTO) mengindikasikan GOTO telah memenuhi target penghematan tahunannya pada tahun 2023, dan menunjukkan tidak ada lagi pengurangan opex yang signifikan. Kami menganggap perubahan strategi ini masuk akal karena akan meminimalkan risiko perluasan operasi yang berlebihan di tengah persaingan yang ketat," kata Niko Margaronis, dalam risetnya, Kamis (2/11).