JAKARTA. Sinyal kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) semakin kuat. Dalam pidatonya di Chicago akhir pekan lalu, Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen memperkuat sinyal kenaikan suku bunga.Bos bank sentral AS ini menyatakan kenaikan suku bunga secara bertahap sudah bisa dilakukan, terutama bila data-data ekonomi AS menunjukkan kondisi sesuai harapan otoritas moneter AS. Kini, The Fed tinggal menunggu non-farm payroll diumumkan Jumat pekan ini (10/3).Semakin kuatnya sinyal kenaikan suku bunga diprediksi bakal menguntungkan dollar AS. Alhasil, pekan ini dollar AS diprediksi menguat dan rupiah melemah. Kondisi ini juga bakal membuat harga komoditas turun. "Harga komoditas yang turun akibat sikap pasar yang wait and see FOMC dua minggu mendatang akan membebani rupiah," ujar David Sumual, Ekonom Bank Central Asia.
Langkah rupiah fokus ke data ekonomi AS
JAKARTA. Sinyal kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) semakin kuat. Dalam pidatonya di Chicago akhir pekan lalu, Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen memperkuat sinyal kenaikan suku bunga.Bos bank sentral AS ini menyatakan kenaikan suku bunga secara bertahap sudah bisa dilakukan, terutama bila data-data ekonomi AS menunjukkan kondisi sesuai harapan otoritas moneter AS. Kini, The Fed tinggal menunggu non-farm payroll diumumkan Jumat pekan ini (10/3).Semakin kuatnya sinyal kenaikan suku bunga diprediksi bakal menguntungkan dollar AS. Alhasil, pekan ini dollar AS diprediksi menguat dan rupiah melemah. Kondisi ini juga bakal membuat harga komoditas turun. "Harga komoditas yang turun akibat sikap pasar yang wait and see FOMC dua minggu mendatang akan membebani rupiah," ujar David Sumual, Ekonom Bank Central Asia.