Langkah Strategis Summarecon Menggairahkan Pasar Properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ain (29), karyawan perusahaan swasta di Jakarta, menargetkan tahun 2024 sudah harus punya rumah. Target itu sudah ia rancang sejak beberapa tahun lalu dengan mulai mengumpulkan uang muka. 

Tak hanya menyiapkan dana untuk down payment (DP), Ain juga sudah mencari-cari lokasi perumahan yang prospektif dan menurutnya memadai dari sisi akses menuju tempatnya bekerja. 

Kepada KONTAN, ia bercerita bahwa persiapan yang dilakukan sudah cukup matang. Tabungan yang ia siapkan bahkan sudah mencapai 30% lebih dari harga rumah di kelas menengah yang ia incar. 


Namun, rencana itu terpaksa ia tunda sejak pertengahan tahun. Alasannya, kondisi tempatnya bekerja menghadapi tantangan penjualan. Ia mengaku sudah dapat wanti-wanti dari atasannya ada potensi risiko terburuk bahwa perusahaan bakal alpa kasih bonus tahun ini. 

“Ekonomi Indonesia juga katanya melambat, di media banyak ditulis berita negatif, termasuk di KONTAN, banyak PHK. Ini bikin aku jadi gak berani untuk beli dulu. Kayaknya tahun depan ajalah, biar bisa ngumpulin DP lebih besar lagi,” tutur Ain, belum lama ini. 

Kekhawatiran yang dilontarkan Ain kemungkinan banyak dirasakan orang lain. Ini menjadi gambaran bahwa masyarakat banyak yang memilih untuk melihat dulu perkembangan ke depan untuk berbelanja meski uang di tangannya sebetulnya ada.

Baca Juga: Mau Cari Rumah Harga Diskonan? Jangan Lupa Sambangi Pameran di Gafoy Kelapa Gading

Fenomena wait and see pekat mewarnai pasar perumahan. Lihat saja, hasil survei terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal III 2024 turun. Penjualan kontraksi  hingga 7,14% secara tahunan atau year on year (YoY), sedangkan kuartal sebelumnya masih tumbuh 7,3% YoY. 

Penurunan penjualan terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing terkontraksi 10,05% dan 8,80%.

Padahal, harga rumah di Indonesia pada periode itu hanya naik terbatas secara tahunan, menurut survei itu. Indeks harga properti residensial (IHPR) pada kuartal III 2024 mencapai 1,46% secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari kenaikan pada kuartal sebelumnya sebesar 1,76%. 

Survei juga menyebutkan bahwa bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) bukan penghambat pengembangan dan penjualan properti. Tren bunga KPR justru menurun menjadi 7,64% pada kuartal III 2024. BI mencatat mayoritas pembelian rumah primer masih melalui skema pembiayaan KPR dengan pangsa 75,80% dari total pembiayaan. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan faktor yang menghambat pengembangan dan penjualan properti residensial primer menurut survei itu sebagian besar karena kenaikan harga bangunan. Sebanyak 38,98% responden beralasan demikian. 

“Faktor lain masalah perizinan sebanyak 27,33%, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR 18,53% dan  karena faktor pajak 16,61%,” kata Ramdan dalam keterangan resminya dikutip Rabu (27/11).

Insentif Pajak

Perpanjangan Insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) 100% hingga akhir 2024 tampaknya belum cukup untuk mengungkit pasar properti sepanjang tahun ini.

Penurunan penjualan rumah juga tampak data KPR (termasuk kredit kepemilikan apartemen) yang menunjukkan perlambatan laju pertumbuhan. Outstanding KPR per Oktober 2024 hanya tumbuh sebesar 10,8% secara tahunan. Trennya tampak melambat sejak menyentuh pertumbuhan di atas 14% pada Juni dan Juli lalu. 

Bunga KPR perbankan juga tetap stabil. Executive Vice President Consumer Loan BCA Welly Yandoko mengatakan,  bunga floating KPR BCA stabil di level 11% selama lebih dari 10 tahun. “Padahal, di periode tersebut, BI rate sempat naik dari 3,5% ke 6,25%.” ujarnya.

Baca Juga: Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Welly bilang, untuk pengajuan baru, BCA juga kerap memberikan program promo. Bahkan, bank ini masih menawarkan bunga 1,45% fix untuk satu tahan pertama. Program ini berlaku hingga 30 November 2024.

Data-data terbaru tersebut menunjukkan bahwa perlu ada langkah strategis dari pengembang untuk melengkapi insentif pajak pemerintah untuk menggairahkan pasar properti, terutama menggugah calon konsumen seperti Ain yang memilih saat ini untuk wait and see dulu. 

Bila tidak ada langkah strategis pengembang bukan tak mungkin perlambatan penjualan terus berlanjut. Apalagi, fenomena penurunan daya beli masyarakat masih belum berakhir yang ditandai dengan deflasi Indonesia dalam lima bulan beruntun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sudah dimulai sejak Mei 2024 lalu sebesar 0,03% secara bulanan (month to month), lalu pada Juni  menyentuh angka 0,08%, semakin buruk pada Juli yang tembus 0,18%.  Pada Agustus memang sempat membaik ke level 0,03%, tapi pada September deflasi memburuk ke level 0,12%.

Direktur Summarecon, Sharif Benyamin mengakui terjadi perlambatan penjualan properti hingga kuartal III-2024. Ia menyebut kondisi tersebut disebabkan karena banyak konsumen saat ini cenderung menunda pembelian. 

Baca Juga: Kelesuan Industri Properti di Kuartal III-2024

Ia bilang, ada banyak faktor penyebab penundaan.  Pertama, ada wacana pemerintah membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). “Orang-orang jadi menunggu wacana itu. Padahal belum jelas untuk rumah harga berapa itu berlaku. Jadi, ada informasi tidak lengkap beredar di masyarakat,” ujar Benyamin, Kamis (22/11). 

Faktor lain, kata Benyamin, karena ada perhelatan pemilihan presiden dan sebentar lagi ada kegiatan Pilkada. Kemudian, ada juga kabar bahwa insentif PPN ditanggung pemerintah (PPN DTP) akan diperpanjang tahun depan. "Jadi hambatannya, kadang orang minat, tapi akhirnya memilih menunggu dulu.” ucapnya.

Gairahkan Pasar Lewat Pameran Interaktif

Mencermati kondisi tersebut, PT Summarecon Agung Tbk tak tinggal diam. Perusahaan properti yang terdaftar di bursa saham dengan kode emiten SMRA ini siap menggairahkan pasar properti menjelang akhir tahun dengan menggelar Summarecon Expo 2024. 

Pameran tersebut menghadirkan diskon harga rumah dan penawaran menarik biaya KPR. Perhelatan ini digelar selama 10 hari dari periode 20 November- 1 Desember 2024 di Gafoy Summarecon Mall Kelapa Gading.

Summarecon Expo 2024 sekaligus menjadi rangkaian perayaan hari ulang tahun SMRA yang ke-49. Pameran ini dirancang berbeda dari tahun sebelumnya. Mengusung tajuk 9 Cities to Explore in 1 Expo, Summarecon Expo menghadirkan sekaligus produk properti di sembilan kota mandiri garapan Summarecon Agung. 

Kesembilan kota itu diantaranya Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung, Summarecon Emerald Karawang, Summarecon Mutiara Makassar, Summarecon Bogor, Summarecon Crown Gading, dan Summarecon Tangerang. 

Dengan begitu, para calon pembeli rumah bisa dengan mudah memilih produk summarecon di sembilan wilayah hanya dalam satu lokasi dan satu kesempatan. 

Apalagi, pameran ini juga hadir dengan pengalaman yang berbeda yang sangat memudahkan calon pembeli menelusuri seluruh kota-kota mandiri Summarecon melalui layar LED. Artinya, sembilan kota bisa dikunjungi secara virtual. Summarecon Expo juga menghadirkan instalasi visual interaktif dengan menggunakan teknologi video mapping.

Benyamin mengatakan, Summarecon Expo 2024 akan membantu masyarakat lebih mengenal Summarecon dan mendapatkan informasi mengenai produk-produk properti terbaru perusahaan dalam satu perhelatan. “Expo 2024 di rancang dengan empat menu sekaligus, yakni pesta diskon, pesta KPR, pesta hadiah, dan ajang hiburan,” ungkapnya.

Untuk pesta KPR, Summarecon menggandeng sejumlah bank ternama menghadirkan promo khusus, bebas biaya provisi dan bebas biaya KPR. Bank-bank tersebut di antaranya BCA, Bank Mandiri, Maybank, BNI, BSI, BTN, CIMB Niaga.

Summarecon Expo menawarkan promo KPR Express yang berlaku untuk periode transaksi pada 22 November - 1 Desember 2024 dan paling lambat akad kredit pada Februari 2025, lalu bebas provisi 1%, dan free biaya KPR 1,5%.

Pameran ini juga menawarkan ekstra diskon  5% hingga 20% untuk pembelian unit dan hadiah langsung produk elektronik hingga logam mulia selama periode Expo berlangsung. Hadiah langsung yang ditawarkan di antaranya AC 1 PK, TV LED 55 Inch, Voucher Belanja 5 Juta, HP Samsung A55, Air Purifier, Apple Watch SE, Robot Vacuum, dan Speaker Harman Kardon. 

Baca Juga: Bank Optimalkan Layanan KPR Secara Digital

Executive Director Summarecon Albert Luhur menyebut produk-produk Summarecon Serpong  yang ditawarkan dengan harga diskon selama pameran di antaranya ada klaster Leonora dengan diskon 5%, klaster Mozart promo 10% dan Strozzi 2%.  "Khusus untuk apartemen di Summarecon Serpong diskonnya dari 15% hingga 20%. Ini hanya berlaku selama Expo.” imbuhnya. 

Menurut Albert, konsumen yang melakukan pembelian selama expo akan mendapatkan banyak keuntungan. Selain diskon harga, promo biaya KPR, ada juga bebas pajak untuk rumah-rumah ready stock. 

Summarecon Expo 2024 bakal jadi ajang bagi SMRA mengejar target marketing sales. Dalam sembilan bulan pertama 2024, pengembang ini baru mencetak penjualan pemasaran sebesar Rp 2,7 triliun.

Kendati hanya digelar 10 hari, Summarecon Agung menargetkan transaksi marketing sales dari pameran ini meningkat 10% dari realisasi Expo tahun 2023 yang mencapai Rp 1,1 triliun.  Tahun lalu, SMRA menggelar expo di tiga lokasi dalam satu bulan, yakni Kelapa Gading, Serpong, dan Bandung, masing-masing 10 hari. 

Benyamin mengatakan, target marketing sales meningkat karena hadiah dan promo yang ditawarkan lebih tinggi tahun ini dibanding tahun lalu. Selain itu, banyak produk-produk yang baru diluncurkan di bawah ditawarkan selama expo 2024. "Summarecon berharap penjualan akhir tahun meningkat. Kami juga optimistis terhadap prospek pasar properti tahun depan." tutup Benyamin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk