Lanjutkan Kerja Sama, Pupuk Indonesia,PLN&ACWA Power Bangun Ekosistem Hidrogen Hijau



KONTAN.CO.ID - PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menggaet ACWA Power bersama PLN Energi Primer Indonesia dan PLN Indonesia Power dalam penandatanganan perjanjian Head of Key Terms (HoT) untuk pengadaan hidrogen hijau dalam rangka pengembangan amonia hijau. Penandatanganan ini berlangsung di acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Jakarta, sebagai bagian dari komitmen bersama menuju dekarbonisasi industri dan transisi energi hijau.

Kerja sama pengembangan hidrogen hijau antara Pupuk Indonesia, PLN, dan ACWA Power sudah dimulai sejak tahun lalu. ACWA Power sendiri adalah perusahaan asal Saudi Arabia yang memiliki pengalaman ekstensif dalam pengembangan, pembangunan, dan pengoperasian pembangkit listrik bersih, air, dan hidrogen hijau di seluruh dunia.

Melalui penandatanganan HoT ini, Pupuk Indonesia bersama mitra strategis memastikan ketersediaan pasokan hidrogen hijau sebagai bahan baku utama produksi amonia hijau. Amonia hijau ini kemudian dapat dimanfaatkan oleh Pupuk Indonesia dalam proses produksi pupuk urea dan NPK, sehingga mendukung keberlanjutan pasokan bahan baku untuk industri pupuk nasional.


Proyek pengembangan ini tidak hanya selaras dengan visi pemerintah dalam mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060, tetapi juga berkontribusi terhadap terciptanya ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia.

Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia, menyampaikan, “Kami tidak hanya memastikan produksi berjalan dengan baik, tapi kami juga menjaga kepastian bahan baku. Langkah yang kami lakukan hari ini, bisa mengurangi penggunaan bahan baku yang non-renewable.

Karena kalau non-renewable, seperti gas alam suatu ketika akan habis. Karenanya, ini langkah strategis kami menggantikan gas alam dengan air, supaya Pupuk Indonesia bisa terus menyediakan pupuk yang dibutuhkan oleh petani dan Pupuk Indonesia bisa terus menjadi pelaku utama penopang ketahanan pangan nasional.”

Proyek ini akan melibatkan pembangunan pabrik hidrogen hijau oleh Project Company, sebuah perusahaan patungan yang dibentuk oleh ACWA Power bersama PLN Energi Primer Indonesia dan PLN Indonesia Power sesuai dengan perjanjian pengembangan bersama (Joint Development Agreement) yang telah ditandatangani pada Desember 2023.

Project Company ini akan bertindak sebagai entitas penjual yang bertanggung jawab atas produksi dan pengelolaan hidrogen hijau. Hidrogen hijau yang dihasilkan akan dipasok kepada Pupuk Indonesia dan mitra lainnya melalui kontrak jangka panjang selama 25 tahun. Hidrogen hijau tersebut dihasilkan melalui proses elektrolisis air yang didukung oleh energi terbarukan, sehingga menjamin rendahnya intensitas karbon dari hidrogen yang dihasilkan.

Kolaborasi ini juga sejalan dengan inisiatif Green Economy Pioneer 10 Years Roadmap Kementerian BUMN, yang mendorong sinergi antar BUMN untuk memimpin transisi energi hijau di Indonesia. Hidrogen hijau yang dihasilkan dari proyek ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan amonia hijau, yang merupakan komponen penting dalam produk pupuk yang lebih ramah lingkungan.

Lebih lanjut, Rahmad mengungkapkan, “Pupuk Indonesia menyadari adanya tanggung jawab besar untuk mendukung pencapaian natural carbon emission. Oleh karenanya, kami melakukan langkah-langkah strategis dan juga langkah-langkah taktis untuk bisa mengurangi carbon emission dari kegiatan perusahaan.”

Inisiatif ini mendorong pengembangan teknologi hidrogen dan amonia hijau sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan emisi global. Kerja sama strategis ini akan menciptakan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan generasi mendatang, menjawab kebutuhan dunia akan produk-produk yang semakin berkelanjutan.

Baca Juga: Sinergi Pupuk Indonesia dan Pertamina Pacu Pengembangan CCS dan CCUS di Indonesia

Selanjutnya: Kebijakan Administered Price yang Labil Bisa Turunkan Konsumsi Masyarakat

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 8-15 September 2024, Aneka Produk Lebih Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti