Lanjutkan proyek GRR Tuban, Pertamina Rosneft memulai proses desain rinci



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft) membuka babak baru  pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Pada  Rabu (16/4/2021) lalu, Pertamina Rosneft menggelar Kick-off meeting bersama konsultan pelaksanaan kegiatan General Engineering Design (GED), Spanish Tecnicas Reunidas SA (Tecnicas Reunidas), untuk membahas desain rinci atawa Front End Engineering Design (FEED) menyusul rampungnya desain dasar (Basic Engineering Design/BED) di awal tahun 2021.

Presiden Direktur Pertamina Rosneft, Kadek Ambara Jaya mengatakan, progres ke tahap FEED merupakan salah satu milestone penting dalam proyek pembangunan kilang GRR Tuban. “Dari FEED ini, diharapkan didapatkan gambaran secara spesifik terhadap peralatan kilang dan infrastruktur yang akan dibangun di kilang GRR Tuban,” ungkap Kadek dalam keterangan tertulis.


Seperti diketahui, kajian FEED merupakan kajian engineering fase lanjutan dengan pendekatan engineering design untuk mengendalikan biaya proyek dan merencanakan suatu proyek secara menyeluruh sebelum penawaran lelang dilakukan. 

Proses FEED proyek kilang GRR Tuban sendiri ditargetkan rampung dalam waktu 12 bulan. Kalau dirinci, ruang lingkup kajian FEED meliputi mechanical data sheet peralatan utama, penyiapan paket tender, pengembangan process dan utility, elaborasi tata letak kerja utama piping, instrumen, kelistrikan, dan pekerjaan sipil. Sederhananya, kajian FEED meliputi seluruh studi yang dilaksanakan sebelum pemesanan peralatan utama dalam sebuah proyek.

Baca Juga: Lanjutkan proyek GRR Tuban, Pertamina Rosneft memulai proses desain rinci

Sementara itu, Deputy CEO and Corporate General Director Tecnicas Reunidas Miguel Paradinas menyatakan bahwa investasi Pertamina Rosneft di proyek kilang GRR Tuban merupakan wujud komitmen Pertamina dan Rosneft dalam menyediakan energi bersih yang terjangkau.

"Integrasi antara industri pengolahan dan petrokimia merupakan sebuah tren industri yang tidak terhindarkan lagi. Industri seperti ini akan melahirkan sistem yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahan baku secara fleksibel agar dapat dimanfaatkan baik untuk diolah menjadi BBM bersih berstandar Euro V serta produk petrokimia, di mana hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujar Miguel.

Untuk diketahui, Kilang GRR Tuban nantinya dikembangkan dan dikelola oleh Pertamina Rosneft, sebagai perusahaan joint venture antara perusahaan minyak dan gas bumi Indonesia PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd.

Proyek kilang ini diharapkan selesai pada tahun 2026 dan dapat menjadi jawaban atas isu pemenuhan energi nasional. Asal tahu saja, impor BBM Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 0,53 juta barel per hari (bph) menjadi 1 juta bph atau setara dengan 68% kebutuhan energi nasional  apabila tidak pembangunan kilang baru.

Selanjutnya: Dorong ekspansi dan efisiensi, PGN optimistis kinerja di tahun 2021 membaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .