KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kini perusahaan start up dengan label unicorn terus bertambah. Sejak istilah unicorn pertama kali digunakan oleh pemodal ventura Aileen Lee enam tahun lalu untuk menggambarkan start up swasta yang bernilai valuasi US$ 1 miliar atau lebih. Saat ini jumlah perusahaan yang cocok dengan label ini telah menjamur hingga 326 entitas. Mengutip China Daily pada Selasa (11/6), Jeff Desjardins, kepala editor situs media Visual Capitalist menyebut dalam sebuah laporan berjudul Visualizing the Unicorn Landscape pada 2019, Amerika Serikat merupakan rumah bagi 156 unicorn, hampir setengah dari total dunia. Lalu, diikuti oleh China dengan 94 unicorn. Penilaian total 326 unicorn telah dinaikkan menjadi US$ 1,1 triliun oleh investor, yang hampir 30% dibuat oleh tujuh unicorn teratas dengan penilaian tertinggi, termasuk Bytedance, Uber, Didi Chuxing dan WeWork.
Laporan menyebut AS dan China rumah terbesar bagi unicorn dunia
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kini perusahaan start up dengan label unicorn terus bertambah. Sejak istilah unicorn pertama kali digunakan oleh pemodal ventura Aileen Lee enam tahun lalu untuk menggambarkan start up swasta yang bernilai valuasi US$ 1 miliar atau lebih. Saat ini jumlah perusahaan yang cocok dengan label ini telah menjamur hingga 326 entitas. Mengutip China Daily pada Selasa (11/6), Jeff Desjardins, kepala editor situs media Visual Capitalist menyebut dalam sebuah laporan berjudul Visualizing the Unicorn Landscape pada 2019, Amerika Serikat merupakan rumah bagi 156 unicorn, hampir setengah dari total dunia. Lalu, diikuti oleh China dengan 94 unicorn. Penilaian total 326 unicorn telah dinaikkan menjadi US$ 1,1 triliun oleh investor, yang hampir 30% dibuat oleh tujuh unicorn teratas dengan penilaian tertinggi, termasuk Bytedance, Uber, Didi Chuxing dan WeWork.