Laporan penjualan DKFT terisi lagi di kuartal I



JAKARTA. Mulai kuartal III 2017 nanti, kolom laporan penjualan PT Central Omega Resources Tbk yang putih bersih sejak tahun 2014, bakal kembali terisi. Hal itu menyusul penjualan 7.000 ton Ferronickel (FeNi) ke Macrolink Resources Development and Investment Co. Ltd. pada bulan Juni kemarin.

Perjanjian jual-beli FeNi dengan Macrolink tak ayal menjadi kontrak bisnis pertama yang Central Omega dekap sejak tiga tahun lalu. Hanya saja, manajemen perusahaan tak sekaligus membeberkan besar nilai kontraknya. "Proses pengapalan sudah selesai," ujar Yohanes Supriady, Sekretaris Perusahaan PT Central Omega Resources Tbk kepada KONTAN, Selasa (4/7).

Sepanjang tahun ini, Central Omega menargetkan penjualan 43.000 ton FeNi. Pengolahan bijih nikel menjadi FeNi berlangsung di smelter Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Adapun target pasar utama yang mereka bidik adalah Tiongkok.


Untuk mendukung aktivitas produksi FeNi, bulan ini Central Omega berencana mengoperasikan dua lini mesin blast furnace. Kedua lini mesin tersebut melengkapi dua lini mesin yang sudah lebih dahulu beroperasi.

Perawatan mesin juga menjadi perhatian Central Omega. Makanya, perusahaan berkdoe saham DKFT di Bursa Efek Indonesia tersebut tak segan menggelontorkan dana belanja modal sebesar US$ 15 juta tahun ini.

Di samping bisnis anyar FeNi, Central Omega juga memacu bisnis bijih nikel. Tahun ini, perusahaan tersebut berharap bisa menjual 500.000 ton bijih nikel. Target Central Omega adalah pasar mancanegara.

Lantaran sekarang proses ekspor mineral mentah tak lagi mudah, Central Omega juga harus menempuh prosedur khusus yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka tengah mengurus perizinan ekspor bijih nikel. Dari 11 poin persyaratan yang sedang diproses, manajemen perusahaan mengklaim seluruhnya sudah dipenuhi.

Kalau target penjualan 43.000 ton FeNi dan 500.000 ton bijih nikel terpenuhi, Central Omega menghitung bisa mencatatkan penjualan Rp 876,54 miliar pada tahun ini. Dari proyeksi penjualan segitu, mereka memperkirakan bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 163,05 miliar.

Sementara target Central Omega tahun depan yakni menjual 86.400 ton FeNi dan 1 juta ton bijih nikel. Target volume penjualan tersebut setara dengan target nilai penjualan sekitar Rp 1,92 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini