Larangan ekspor 2017 tak ubah akuisisi Newmont



JAKARTA. Calon pemilik baru PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yakni PT Medco Energi Internasional Tbk menyatakan tak khawatir dengan kebijakan pemerintah untuk menghentikan semua ekspor konsentrat mineral pada 11 Januari 2017.

Perusahaan ini yakin pemerintah tetap akan mencari jalan keluar bersama dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk pengusaha tambang, agar beleid ini tak mengganggu bisnis pertambangan.

Muhammad Lutfi, Komisaris Utama PT Medco Energi Internasional Tbk tegas menyatakan pemberlakuan beleid Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 tentang larangan ekspor mineral mentah ke luar negeri, terhitung tanggal 11 Januari 2017 tidak akan mengganggu proses akuisisi yang sedang jalan.


Menteri perdagangan era kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menyebut yang jadi kendala saat ini hanya masalah administrasi pencatatan perubahan saham. Ia menyebut, saat ini Medco tengah berupaya melengkapi persyaratan yang diwajibkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu.

"Akuisisi ini kan sudah berjalan, jadi tidak mengganggu. Perlu kami beri tahu, bahwa laporan perubahan pemegang saham bukan ditolak oleh Kementerian ESDM, hanya administrasi saja, ada yang syaratnya kurang," terangnya kepada KONTAN, Rabu (10/8).

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menyebut izin belum keluar lantaran akuisisi belum memenuhi syarat. Sebelumnya ESDM meminta agar ada laporan tiap pergantian pemegang saham. "Kami belum menerima lagi proposal mereka, ya kami tunggu saja," terangnya, Rabu (10/8).

Sementara, soal kebijakan larangan ekspor Bambang mengakui saat ini tengah memikirkan cara yang terbaik agar kebijakan hilirisasi mineral tidak mengganggu kinerja perusahaan tambang. Ia masih berharap pembahasan revisi UU No 4/2009 bisa selesai tahun ini. "Kami lihat nanti apakah perlu Perpu (Peraturan Pemerintah pengganti Undang Undang)," katanya.

Siapkan smelter

Adapun soal program hilirisasi yang saat ini belum dijalankan oleh Newmont, Lutfi menegaskan Medco tidak mempermasalahkan. Bahkan sebagai pemegang saham baru di perusahaan ini, PT Medco Energi akan mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk melakukan hilirisasi mineral. Medco mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana pembangunan smelter mineral.

Lutfi menyebut Medco Energi memiliki tiga opsi untuk membangun smelter. Pertama tetap bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia. Kedua, membangun smelter sendiri dengan memilih lahan dekat dengan site tambang di Nusa Tenggara Barat. Ketiga membangun smelter berlokasi di Bojanegara, Banten.

"Untuk yang di Bojanegara, kami telah menyiapkan konsultan untuk melakukan studi. Kami juga sudah menyiapkan lahannya. Tapi karena kunci rumahnya (izin akuisisi saham Newmont) belum dipegang, jadi pembangunan smelter belum bisa kami putuskan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini