Larangan Ekspor Beras India Melahirkan Ancaman Inflasi di Pasar Global



KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pemerintah India pada hari Kamis (20/7) memerintahkan penghentian ekspor beras kategori utama dengan. Langkah ini memicu kekhawatiran inflasi lebih lanjut di pasar makanan global, karena India merupakan pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.

Melansir Reuters, India akan memberlakukan larangan beras putih non-basmati setelah harga beras eceran naik 3% dalam sebulan karena hujan lebat menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman.

"Untuk memastikan ketersediaan beras putih non-basmati yang cukup di pasar India dan untuk menahan kenaikan harga di pasar domestik, pemerintah India telah mengubah kebijakan ekspor," kata Kementerian Pangan India dalam sebuah pernyataan.


Kementerian juga memastikan adanya kenaikan 11,5% pada harga beras eceran selama 12 bulan.

Baca Juga: WHO: Cuaca Panas Ekstrem Mulai Menyiksa Sistem Kesehatan Global

India menyumbang lebih dari 40% ekspor beras dunia. Setiap pemotongan volume ekspor dapat meningkatkan harga pangan yang telah didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu dan cuaca yang tidak menentu.

Jenis beras yang terkena kebijakan ini, beras putih dan pecah non-basmati, menyumbang sekitar 10 juta ton dari total 22 juta ton ekspor beras India tahun lalu. Pemerintah India memastikan bahwa beras pratanak, yang mewakili 7,4 juta ton ekspor pada 2022, tidak termasuk dalam larangan tersebut.

Larangan itu akan berlaku mulai 20 Juli, tetapi kapal yang sedang memuat akan diizinkan untuk ekspor.

Baca Juga: Sekjen PBB Surati Putin, Minta Ekspor Biji-Bijian Ukraina Dipermudah

Beras adalah makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang, dan hampir 90% dari tanaman ini diproduksi di Asia. Sebagai tanaman yang membutuhkan air secara intens, fenomena cuaca El Nino biasanya menurunkan curah hujan sehingga mengganggu produksi dan menaikkan harga.

B.V. Krishna Rao, presiden Asosiasi Eksportir Beras, memprediksi akan ada banyak negara yang akan mendesak India untuk meneruskan ekspor beras. 

 "Thailand dan Vietnam tidak memiliki persediaan yang cukup untuk menutupi kekurangan, pembeli dari Afrika akan paling terpengaruh oleh keputusan India," kata Rao kepada Reuters.

Pembeli utama beras India lainnya adalah Benin, Senegal, Pantai Gading, Togo, Guinea, Bangladesh, dan Nepal.