KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Larangan ekspor bijih nikel yang diberlakukan pemerintah di tahun depan dinilai tidak berpengaruh besar terhadap kinerja PT Ifishdeco Tbk (IFSH). Perusahaan yang baru saja melakukan
initial public offering (IPO) tersebut telah menyiapkan langkah antisipasi agar kebijakan larangan ekspor bijih nikel tetap bisa mendatangkan keuntungan.
Baca Juga: Dua hari bursa, saham Galva Technologies (GLVA) melesat 87,56% Sekretaris Perusahaan IFSH Christo Pranoto menyampaikan, dampak larangan ekspor bijih nikel di tahun depan terhadap kinerja keuangan perusahaan diperkirakan tidak terlalu besar lantaran adanya perbedaan harga produk tersebut di pasar lokal dan pasar internasional. "Secara kuantitas tonase, IFSH masih mampu mempertahankan kapasitas produksinya," ujar dia, Kamis (26/12). Untuk mengantisipasi larangan ekspor bijih nikel sekaligus mendukung program hilirisasi tambang dari pemerintah, IFSH fokus menggarap proyek
smelter pengolahan bijih nikel menjadi
nickel pig iron (NPI) dan feronikel.
Smelter ini dikelola oleh anak usaha IFSH yakni PT Bintang Smelter Indonesia.
Baca Juga: Enam pemikiran istimewa jelang akhir tahun dari Warren Buffett Salah satu
smelter IFSH yang menggunakan teknologi
blast furnace sebenarnya sudah berdiri.
Smelter ini akan mulai memproduksi NPI pada tahun 2020 mendatang. IFSH juga sedang menyelesaikan
smelter yang menggunakan teknologi
rotary kin electric furnace (RKEF).
Smelter tersebut ditargetkan beroperasi komersial di 2021 nanti dan mampu memproduksi feronikel. Selain itu, IFSH akan berupaya ekspansi dengan mengakuisisi area Izin Usaha Pertambangan (IUP). Christo belum menyampaikan secara detail rencana tersebut, namun akuisisi dilakukan untuk menjaga pasokan nikel bagi
smelter internal perusahaan.
Baca Juga: Terpopuler: Nike Kaepernick ludes terjual hitungan jam, Jokowi wacanakan upah per jam "Hal ini juga karena permintaan produk nikel di pasar lokal umumnya berkadar tinggi dibandingkan dengan ekspor yang kadarnya di bawah 1,7%," tambah dia. Christo juga yakin pasar domestik akan mampu menyerap hasil produksi bijih nikel IFSH secara optimal. Makanya, ia menyatakan, pihak IFSH akan menargetkan produksi bijih nikel untuk pasar domestik sebanyak 2,3 juta ton di tahun depan. Jumlah ini bahkan lebih besar dari capaian produksi bijih nikel perusahaan untuk pasar ekspor sepanjang 2019 berjalan sebesar 2,26 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .