Larangan ekspor bijih nikel berlaku, volume transaksi saham INCO dan ANTM terbesar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah hari ini, Selasa (29/10) mulai memberlakukan larangan ekspor bijih nikel.  Dua emiten produsen nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat volume transaksi terbesar pada indeks LQ45 hari ini.

Berdasarkan data RTI, volume transaksi saham INCO di pasar reguler mencapai 160 juta saham. Sedangkan volume transaksi saham ANTM di pasar reguler mencapai 134 juta saham pada hari ini.

Baca Juga: Duh, Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Anjlok


Harga saham kedua emiten produsen nikel ini pun menanjak. Hari ini, harga saham INCO naik 4,23% ke Rp 3.700 per saham. Sedangkan harga saham Aneka Tambang naik 1,09% ke Rp 925 per saham.

Harga saham INCO sepanjang tahun ini telah menguat 13,5%. Sedangkan harga saham ANTM menanjak 20,92% sejak awal tahun.

Baca Juga: Laba bersih Aneka Tambang (ANTM) kuartal III 2019 turun 11%, ini penyebabnya

Di London Metal Exchange, harga nikel untuk pengiriman tiga bulan ke depan kemarin mencapai US$ 16,640 per metrik ton. Harga tertinggi nikel tahun ini adalah US$ 18,060 per metrik ton yang tercapai pada 2 September lalu. Harga nikel menguat 55,66% sejak awal tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati