KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran umum perdana saham alias
initial public offering (IPO) yang dilakukan oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk (
MBMA) mendapat sambutan cukup baik dari pelaku pasar. Direktur Utama Indopremier Sekuritas Moleonoto The mengatakan, selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau
oversubscribed sebanyak 19,9 kali. B esarnya minat investor terhadap IPO ini membuat MBMA menerbitkan tambahan saham sebanyak 549,99 juta saham baru.
Adapun total saham yang dilepas melalui IPO ini sebanyak 11,55 miliar saham baru. MBMA menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp 795 per saham. Harga IPO tersebut merupakan level tertinggi dari penawaran saham IPO MBMA yang berada dalam rentang harga Rp 780 – Rp 795 per saham. Sehingga, MBMA meraup dana segar sekitar Rp 9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 85,9 triliun.
Baca Juga: Resmi IPO, Saham Merdeka Battery Materials (MBMA) Melaju Nyaris 7% Secara rinci, investor asing yang membeli saham MBMA sebesar 40%, sisanya adalah investor lokal. “Kami bersyukur IPO MBMA dapat berjalan dengan lancar dan sukses mendapatkan dukungan dari berbagai investor institusi baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan. Devin mengatakan, aksi korporasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik. MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik. Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, di antaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih
dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22% Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08% Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta
wet metric tonnes pada 2024. MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari