KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Initial Public Offering (IPO) saham PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) laris manis. Di mana, penawaran umum saham perdana SMGA mengalami kelebihan permintaan alias
oversubcribed sebanyak 156,77 kali dari porsi pooling. Direktur Utama Sumber Mineral Global Abadi Julius Edy Wibowo mengatakan, pada masa penawaran IPO, telah terjadi
oversubscribed sebanyak 23,52 kali dari total saham IPO. SMGA mencatat nilai pesanan yang masuk selama masa penawaran mencapai Rp 4,3 triliun. Sedangkan target dana IPO SMGA hanya Rp 183,7 miliar.
Sebelumnya, SMGA telah merampungkan masa penawaran umum yang berlangsung selama 3 hari, yakni dari 24 Januari 2024 sampai dengan 26 Januari 2024.
Baca Juga: Sumber Mineral Global (SMGA) Berpotensi Raup Dana Rp 183,75 Miliar dari IPO Menurut Julius, antusiasme investor terhadap saham SMGA tidak terlepas dari prospek kinerja SMGA yang masih berpotensi bertumbuh ke depan, dimana SMGA memiliki bisnis utama perdagangan nikel dan batubara. Julius menilai, anak perusahaan PT Sumber Global Energy Tbk (
SGER) ini berhasil mendapatkan kepercayaan investor, mengingat kinerja holding yang secara konsisten berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba. Permintaan nikel diprediksi naik dari 2.340 kiloton (KT) pada 2020 menjadi 6.250 KT pada tahun 2040. Meningkatnya permintaan akan nikel terutama didorong oleh naiknya kebutuhan dari industri kendaraan Listrik (EV) dan baterai. Sementara itu, penggunaan batubara Indonesia akan tumbuh 4,7% per tahun, dipimpin oleh perluasan armada pembangkit listrik batubara hingga 10 gigawatt (GW). “Tingginya minat terhadap saham SMGA menggambarkan antusiasme investor pasar modal terhadap prospek nikel dan batubara yang menjadi komoditas andalan Indonesia,” terang Julius dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (29/1).
Baca Juga: Masa penawaran IPO Sumber Mineral Global (SMGA) akan Berakhir Hari Ini (26/1) Julius juga menyampaikan, selain fokus dalam pengembangan kegiatan perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik Indonesia, SMGA juga akan mengembangkan produksi batu gamping pada kuartal I -2024. Rencana ini sehubungan dengan tingginya permintaan batu gamping, dan SMGA melihat terdapat kesempatan bisnis yang baik di wilayah Morowali Utara. Pada wilayah tersebut, terdapat banyak pabrik pengolahan (smelter) yang membutuhkan supply batu gamping. “Sehingga, SMGA memutuskan untuk mengakuisisi dan melakukan pengembangan atas tambang batu gamping pada wilayah tersebut untuk dapat di supply ke beberapa smelter terdekat,” sambung dia.
Dalam gelaran IPO ini, SMGA melepas sebanyak-banyaknya sebesar 1,75 miliar saham baru yang mewakili 20% dari modal ditempatkan. Sehingga, SMGA meraup dana segar senilai Rp 183,75 miliar dari aksi korporasi ini. Dana hasil dari penawaran umum perdana saham yang diterima akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batubara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan SMGA sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari supplier. SMGA bersiap untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa (30/1). Perusahaan ini akan menjadi emiten ke-9 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tahun 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari