Laris Manis, Kuota Pemesanan ST011 Ditambah Jadi Rp 10 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru sepekan dipasarkan, pemerintah akhirnya tambah kuota pemesanan untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel seri ST011.

Berdasarkan data salah satu mitra distribusi, Investree, kuota pemesanan ST011 meningkat menjadi Rp 10 triliun. Awalnya, pemerintah menargetkan penjualan seri ST011 ini hanya Rp 8 triliun.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah membenarkan penambahan kuota tersebut. "Iya benar kuota ditambah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/11).


Pertimbangan utama penambahan kuota tersebut untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Sebab, untuk kebutuhan pendanaan APBN sendiri jelang akhir tahun sudah tipis.

"Kami memberikan kesempatan masyarakat berinvestasi karena untuk SBN ritel berikutnya masih Januari," tambah dia.

Baca Juga: BNI Catat Penjualan ST011 Sebesar Rp 534 Miliar dalam Sepekan

Selain itu, penambahan kuota ini juga melihat minat masyarakat yang besar. "Bahkan kemarin capaian tertinggi dalam penjualan harian mencapai Rp 1,39 triliun," kata Dwi.

Disambungnya, tingginya minat masyarakat didorong tawaran bunga yang floating dan juga ada ST yang akan jatuh tempo pada Jumat nanti.

Per Selasa (14/11) pukul 18.47 WIB tercatat sebesar Rp 7,31 triliun. Adapun rinciannya, ST011T2 (tenor dua tahun) sebesar Rp 4,87 triliun atau mencapai 81,18% dari target baru sebesar Rp 6 triliun.

Adapun untuk ST011T4 (tenor empat tahun) mencapai Rp 2,44 triliun. Realisasi ini mencapai 61,05% dari target baru sebesar Rp 4 triliun.

Sebagai pengingat, ST011T2 memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,30% per tahun, dengan tanggal jatuh tempo pada 10 November 2025. Sementara itu, ST011T4 memiliki kupon minimalnya 6,50% per tahun, dengan tanggal jatuh tempo jatuh pada 10 November 2027.

Baca Juga: Sepekan Dipasarkan, BCA Catat Penjualan ST011 Sebesar Rp 1 Triliun

Adapun karakteristik ST011 memiliki imbal hasil floating with floor, artinya jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik maka imbal hasilnya juga akan ikut naik. ST011 tidak dapat diperdagangkan atau dialihkan (non-tradeable), namun memiliki fasilitas early redemption tanpa dikenakan biaya oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari