KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan obligasi negara ritel seri ORI019 laris manis. Buktinya, hingga akhir masa penawaran, jumlah volume pemesanan pembelian ORI019 mencapai Rp 26 triliun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) realisasi volume penawaran ORI019 ini dua kali lipat dari ORI seri sebelumnya. Sekedar mengingatkan, volume pemesanan pada ORI018 yang ditawarkan pemerintah tahun lalu hanya mencapai Rp 12,97 triliun.
"Penerbitan ORI019 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel secara online, baik dari sisi nominal, jumlah total investor, maupun jumlah investor baru yang didominasi oleh generasi milenial," kata Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id Senin (22/2). Walaupun tidak ada ORI yang jatuh tempo di awal tahun, animo masyarakat di klaim masih sangat tinggi untuk berinvestasi di ORI019. Bahkan, pemerintah melakukan penambahan kuota (upsize) untuk merespon animo tersebut. Padahal, ORI019 merupakan seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang diterbitkan di awal tahun dan diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel
tradable. Asal tahu saja, ORI019 memberikan tingkat kupon tetap sebesar 5,57% per tahun. ORI019 ini akan jatuh tempo pada 15 Februari 2024 mendatang.
Baca Juga: BCA mampu menjual ORI019 sebanyak Rp 4,4 triliun Terdapat 48.731 investor yang berinvestasi ORI019, di mana 22.268 (45,7% dari jumlah total investor) merupakan investor baru. Angka tersebut dipandang cukup menggembirakan sebagai hasil dari upaya yang dilakukan terus menerus oleh pemerintah dan otoritas keuangan dalam memberikan edukasi investasi kepada masyarakat. Antusiasme masyarakat memang juga terlihat dari keikutsertaan kegiatan edukasi yang dilaksanakan terkait penawaran ORI019. Dengan begitu, penjualan ORI kali ini turut didukung campaign dan kegiatan edukasi ke masyarakat melalui berbagai kegiatan online dan optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di SBN ritel.
Bahkan Dirjen PPR, Luky Alfirman, sempat menekankan kalau konsistensi pemerintah untuk menerbitkan SBN ritel secara reguler dilakukan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target pembiayaan APBN tahun berjalan, serta memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat pada pembukaan masa penawaran ORI019. Untuk itu, diharapkan peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan. Nantinya, dana hasil penjualan ORI019 akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari