KONTAN.CO.ID - KOLOMBO. Pelabuhan Kolombo di Sri Lanka mengalami lonjakan besar volume peti kemas dalam beberapa pekan terakhir. Pasalnya, Pelabuhan Kolombo dianggap sebagai titik transit strategis untuk kapal-kapal yang memilih menghindari ketegangan di Laut Merah bagian selatan. Pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran sejak November menyerang kapal-kapal di Laut Merah, bagian dari rute yang mencakup sekitar 12% lalu lintas pelayaran dunia.
Serangan Houthi ini disebut sebagai mendukung warga Palestina dalam perang melawan Israel.
Baca Juga: Aptindo Sebut Krisis di Laut Merah Tak Berdampak pada Pasokan Gandum di Indonesia Imbasnya, beberapa perusahaan pelayaran telah menginstruksikan kapal-kapal untuk berlayar mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika, rute yang lebih lambat dan mahal. Lal Weerasinghe, pejabat senior di Otoritas Pelabuhan Sri Lanka (SLPA) menjelaskan, lokasi Kolombo yang strategis, singgah di pelabuhan memberikan akses mudah bagi kapal ke Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur. “Ketika kapal-kapal melewati Afrika Selatan, Kolombo adalah titik penghubung pertama yang mereka temui...Singapura lebih jauh. Jadi ini adalah pelabuhan yang paling mudah untuk diakses,” kata Weerasinghe. Menurut data SLPA, Pelabuhan Kolombo adalah pelabuhan utama antara Afrika, Timur Tengah, dan Asia Timur dan menangani 6,94 juta unit setara 20 kaki (TEU) pada tahun 2023, melonjak 2% pada tahun ini. Pada bulan Desember, TEU melonjak 15% dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Pejabat Hamas: Jumlah Kematian Akibat Perang di Gaza Mencapai 24.000 Orang Selama empat hingga enam minggu terakhir, perusahaan pelayaran meminta lebih banyak penyandaran kapal di tiga terminal pelabuhan dan volume
transhipment dari negara tetangga India juga meningkat, kata dua operator terminal. “Kami biasanya menangani sekitar 5.000-5.500 TEUs (per hari) namun sejak akhir tahun lalu telah terjadi peningkatan sekitar 1.000 TEUs per hari,” kata Weerasinghe. “Kami terpaksa menolak permintaan dari sekitar empat perusahaan pelayaran untuk meningkatkan lalu lintas karena akan menyebabkan penundaan bagi pelanggan yang sudah ada.” Sebanyak 50% peningkatan berasal dari Mediterranean Shipping Company, perusahaan pelayaran kontainer terkemuka, tambah Weerasinghe. Perusahaan pelayaran juga semakin banyak menggunakan Kolombo sebagai pelabuhan penghubung, terkadang menurunkan seluruh muatannya ke kapal lain, tambahnya.
Baca Juga: Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin Keluar dari Rumah Sakit Kunjungan kapal juga meningkat di terminal pelabuhan Kolombo lainnya. “Ada banyak transhipment dari India. Kami berharap peningkatan lalu lintas akan membantu pelabuhan Kolombo mendekati pertumbuhan dua digit pada kuartal pertama,” kata seorang pejabat dari terminal yang dikelola swasta. Dia menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang berbicara kepada media.
Editor: Yudho Winarto