JAKARTA. Kemampuan produksi krimer PT Lautan Luas Tbk bakal menguat. Mereka memastikan proses peningkatan kapasitas produksi pabrik krimer di Mojokerto, Jawa Timur, tuntas tahun ini. Asal tahu, sejak tahun lalu Lautan Luas meningkatkan kapasitas produksi pabrik krimer, dari semula 21.600 ton per tahun menjadi 60.000 ton per tahun. Kini, pabrik tersebut sampai tahap
commissioning atau pemeriksaan dan pengujian instalasi peralatan terpasang di pabrik. Peningkatan kemampuan produksi krimer sejalan dengan rencana penambahan pasar. Lautan Luas bermaksud membuka pasar ekspor baru ke kawasan Asia Pasifik dan Eropa. "Tahun ini kami bakal ada eksibisi di Jerman dan Timur Tengah terkait produk krimer," kata Herman Santoso, Direktur Operasional PT Lautan Luas Tbk kepada KONTAN, Senin (15/5).
Merunut laporan keuangan Lautan Luas, pendapatan dari penjualan ekspor masih di bawah penjualan domestik. Pada kuartal I 2017 saja, penjualan ekspor tak sampai separuh dari penjualan domestik. Adapun produksi krimer masuk dalam segmen usaha manufaktur. Segmen usaha itu merupakan kontributor terbesar kedua, setelah usaha distribusi. Selain krimer, segmen usaha manufaktur Lautan Luas menghasilkan bahan kimia dasar. Beragam sektor menyerap bahan kimia dasar. Tahun lalu, misalnya, industri makanan dan minuman menyerap sekitar 16% dari total produksi. Sementara sektor industri lain seperti industri pengolahan air, agribisnis dan personal care atau produk perawatan tubuh. Lautan Luas memang membidik beragam sektor. "Ini merupakan strategi manajemen perusahaan untuk memastikan diversifikasi pasar pada berbagai industri. Sebagian tidak terpengaruh secara materi oleh perlambatan ekonomi secara umum," terang Herman. Strategi diversifikasi bisnis Lautan Luas itulah yang diyakini membikin kinerja bottom line pada tahun lalu tumbuh. Katalis positif lain adalah nilai tukar rupiah yang stabil. Alhasil, mereka bisa mencuil untung lebih. Informasi saja, tahun 2016 Lautan Luas mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, Rp 60,09 miliar. Laba bersih itu naik 14 kali lipat lebih, ketimbang tahun 2015. Padahal pendapatan susut 0,46% menjadi Rp 6,44 triliun. Produk khusus Lautan Luas melihat, katalis positif tahun lalu berlanjut hingga kuartal I 2017. Makanya, pendapatan dan laba bersih perusahaan ini melejit. Hingga akhir tahun nanti, Lautan Luas membidik pertumbuhan pendapatan 15%-17%. Mengacu pendapatan tahun lalu, berarti target minimal pendapatan tahun ini sebesar Rp 7,41 triliun.
Ketimbang menggantungkan harapan pada momen Ramadhan, Lautan Luas lebih yakin target bisa terpenuhi karena produknya dibutuhkan pasar. Mereka mengklaim, bahan kimia yang dijual bersifat khusus. Sementara pendapatan Lautan Luas selama momen Ramadan biasanya tidak jauh berbeda dengan pendapatan bulan lain. Malah sekitar dua minggu menjelang Lebaran, tak ada lagi aktivitas pengiriman barang. Alhasil, pabrik otomatis tutup. Meskipun menetapkan target pertumbuhan dobel, alokasi dana belanja modal Lautan Luas tahun ini tak sebesar tahun lalu, yakni 100 miliar - Rp 200 miliar. Sebab, tak ada agenda ekspansi kapasitas produksi seperti tahun lalu. "Saat ini kami lebih fokus maintenance semua pabrikan dan unit usaha yang kami punya," ujar Herman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini