Lautan Luas seleksi produk dagangan



JAKARTA. PT Lautan Luas Tbk menyiapkan strategi bisnis guna mengerek pendapatannya di tahun ini. Perusahaan berkode saham LTLS ini akan fokus memperbesar margin ketimbang meningkatkan penjualan.

Herman Santoso, Direktur Operasional Lautan Luas Tbk, menyatakan, LTLS akan berfokus menjual produk-produk yang memiliki margin tinggi. Pada saat bersamaan, perusahaan ini akan mencoret produk tak menguntungkan dari daftar dagangannya.

LTLS misalnya akan mengurangi penjualan solar untuk industri alias high speed diesel (HSD) karena kurang menguntungkan. "Bahkan mungkin kami tidak menjual HSD karena marginnya kecil," ujar dia, Kamis (2/5).


Di sisi lain, LTLS akan menggenjot penjualan methyltin stabilizer karena memiliki margin yang lebih tinggi. Methyltin adalah salah satu bahan baku bagi kemasan makanan.

Herman tidak memungkiri, hal ini berpotensi menyusutkan pendapatan perusahaan di akhir tahun nanti. Namun, strategi itu adalah senjata ampuh bagi perusahaan untuk mencetak laba besar.

Ekspansi

Strategi LTLS ini mulai tampak membuahkan hasil yang tercermin pada tiga bulan pertama 2013. Pendapatan perusahaan distributor dan manufaktur produk kimia khusus ini turun 13,58% menjadi Rp 1,4 triliun. Namun, laba kotornya naik dari Rp 203,55 miliar menjadi Rp 217,44 miliar.

Margin laba kotor LTLS naik dari 12,56% menjadi 15,5% di akhir Maret 2013. Hingga pengujung tahun ini, Herman memproyeksikan margin laba kotor bisa mencapai 17,96%.

Proyeksi ini berdasarkan asumsi pendapatan di akhir tahun berkisar Rp 5,9 triliun hingga Rp 6 triliun. Adapun, laba kotor ditargetkan naik 30% dibandingkan tahun 2012 menjadi Rp 1,06 triliun.

Sebagai pembanding, tahun 2012, Lautan Luas meraih margin laba kotor 13,19%. Dengan pendapatan Rp 6,21 triliun, LTLS meraih laba kotor Rp 819,71 miliar.

Selain strategi penjualan, LTLS sudah menyiapkan sejumlah agenda ekspansi untuk mengembangkan seluruh lini bisnisnya tahun ini. Sekadar informasi, LTLS melakoni tiga sektor bisnis. Ketiga sektor itu adalah distribusi, manufaktur, serta sektor pendukung dan jasa.

Untuk memuluskan rencana ekspansi tahun ini, Lautan Luas mengalokasikan belanja modal Rp 200 miliar. Dana itu salah satunya akan digunakan membangun gudang baru di Jakarta berdaya tampung 80.000 ton. "Nilai investasi Rp 100 miliar," tutur Herman.

Selain menambah gudang, anak usaha Lautan Luas, PT Lautan Natural Krimerindo, akan membangun pabrik baru krimer nabati di Mojokerto, Jawa Timur. Taksiran kebutuhan anggaran investasi pabrik ini sekitar US$ 22,3 juta. Targetnya, pabrik krimer nabati yang baru ini akan memiliki kapasitas produksi sebesar 21.600 metrik ton per tahun.

Agenda ekspansi bisnis LTLS masih ada lagi, yakni meneruskan pembangunan pabrik aluminium kloro hidrat tahap dua. Proyek pabrik berkapasitas 12.000 ton per tahun ini digarap anak usaha LTLS yang lain, PT Pacinesia Chemical Industry.

Pendirian pabrik tahap dua ini ditargetkan kelar pada kuartal IV-2013. Jika pabrik tersebut kelar, total kapasitas produksi Pacinesia menjadi 24.000 ton per tahun.

Anak usaha LTLS lainnya, PT Metabusulphite Nusantara juga berniat menambah kapasitas produksi sodium metabisulphite, dari 6.000 ton per tahun menjadi 30.000 ton per tahun. Herman memperkirakan akan mengeluarkan sekitar US$ 9,5 juta untuk aksi korporasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri