Lava gunung Kilauea picu perkembangan fitoplankton Hawaii



KONTAN.CO.ID - Tahun 2008 silam, gunung Kilauea di Hawai erupsi. Saat itu, gunung api ini menyemburkan jutaan meter kubik lava yang mengalir sampai ke perairan rendah nutrisi. Dampaknya, air laut mengandung nutrisi tinggi yang mendorong pertumbuhan fitoplankton menghasilkan gumpalan besar mikroba.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Hawai dan Universitas Southern California mengungkapkan respon biologis tersebut bergantung pada konsentrasi nitrat yang naik secara mendadak.

Baca Juga: Mengapa tubuh semakin gemuk seiring bertambahnya Usia?


Para peneliti menentukan nitrat tersebut terbawa sampai ke permukaan laut ketika lava menghangatkan perairan dalam yang kaya akan nutrisi dan menyebabkan perairan dalam naik ke permukaan memasok lapisan nutrisi yang diterangi matahari.  

UH Manoa melakukan ekspedisi oseanografi pasca mengobservasi perkembangan fitoplankton lewat foto satelit. Tim melakukan operasi setiap hari di dekat area masuknya lava ke perairan. Tujuan mereka adalah untuk memeriksa kadar kimia dalam air dan respon biologi dari kejadian tersebut.

Para peneliti menguji hipotesis tentang lava dan debu gunung api yang dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dibatasi oleh fosfat atau zat besi.

Baca Juga: Akibat perubahan lingkungan global, spesies baru tanaman muncul

Ternyata, karena banyaknya lava yang masuk ke dalam air membuat besi dan fosfat larut dan bergabung menjadi partikel. Hal ini menyebabkan perairan tidak mempunyi nutrisi untuk mikroba. Tapi, perairan dalam naik kepermukaan membawa nitrat yang menyebabkan fitoplankton berkembang.

Para ilmuwan mengatakan bahwa mekanisme tersebut telah membuat peristiwa pemupukan laut seperti di masa lalu kembali terulang.   

Ternyata, karena ada begitu banyak lava di dalam air, besi dan fosfat terlarut bergabung menjadi partikel, membuat nutrisi tersebut tidak tersedia untuk mikroba. Tapi air laut yang dalam dan panas menjadi apung dan membawa nitrat, yang menyebabkan fitoplankton mekar.

Baca Juga: Udang air tawar selamatkan hidup manusia dari ancaman Schictosomiasis

"Kami senang dapat menggunakan mekanisme pendanaan RAPID (respon cepat) NFS untuk membawa para ilmuwan ke lapangan untuk menyelediki perkembangaan saat hal tersebut terjadi," kata Hedy Edmonds, Direktur Program Divisi Ilmu Kelautan National Science Foundation.

Sekedar info, projek penelitian ini didanai oleh National Science Foundation.

Sumber : National Science Foundation 

Editor: Tri Sulistiowati