Lawan Hizbullah, Militer Israel Siap Perang Habis-habisan di Lebanon



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Militer Israel mengonfirmasi bahwa Komando Utara telah menyetujui rencana operasional untuk perang dengan Lebanon, yang akan menargetkan Hizbullah.

Kesiapan ini diumumkan menyusul rekaman drone mengancam yang dirilis oleh Hizbullah, yang memperlihatkan kawasan sipil dan militer di kota pelabuhan Haifa, Israel.

Ketegangan meningkat di tengah upaya Amerika Serikat untuk mencegah eskalasi konflik, setelah berbulan-bulan permusuhan tingkat rendah di perbatasan Israel-Lebanon. Rekaman drone Hizbullah menampilkan area komersial dan pemukiman, serta kompleks manufaktur senjata dan baterai pertahanan rudal.


Baca Juga: Ancaman Pemimpin Hizbullah, Tak Ada Tempat Aman di Israel Bila Terjadi Perang Besar

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, merespons keras rekaman tersebut dengan mengutuk pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di media sosial. Katz menyatakan Israel sangat dekat dengan keputusan untuk mengubah peraturan terhadap Hizbullah dan Lebanon.

"Dalam perang habis-habisan, Hizbullah akan hancur dan Lebanon akan terkena dampak yang parah," tulisnya.

Pernyataan militer Israel menyebutkan bahwa Ori Gordin, kepala Komando Utara, telah menyetujui rencana serangan darat melintasi perbatasan utara Israel. "Rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi," kata militer Israel, seraya menambahkan bahwa kesiapan pasukan di lapangan akan ditingkatkan.

Konflik antara Israel dan Hizbullah semakin intens sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober. Kedua belah pihak menyatakan siap untuk berperang.

Baca Juga: Ini Alasan Benjamin Netanyahu Membubarkan Kabinet Perang Israel

Nasrallah dijadwalkan memberikan pidato pada Rabu sore, dan sebelumnya menyatakan bahwa Hizbullah hanya akan menghentikan serangan jika Israel menghentikan invasinya ke Gaza.

Sejak awal perang, militer Israel secara rutin melancarkan serangan udara ke Lebanon. Pada hari Selasa, mereka mengklaim telah menyerang infrastruktur militer di beberapa wilayah di selatan Lebanon.

Hari sebelumnya, Israel menyatakan telah membunuh "operasi pusat" di divisi roket Hizbullah dalam serangan drone, dan seminggu sebelumnya, mereka membunuh Taleb Abdullah, komandan divisi Hizbullah yang meliputi sektor barat garis depan antara perbatasan Israel dan sungai Litani.

Hizbullah mengklaim telah melakukan lebih dari 2.100 operasi militer terhadap Israel sejak 8 Oktober dalam upaya mendukung Palestina. Lebih dari 400 orang telah tewas di Lebanon, termasuk jurnalis dan paramedis, selama delapan bulan terakhir, dengan 25 kematian di Israel.

Baca Juga: Iran Kecam Sanksi Uni Eropa Atas Program Pesawat Tak Berawak

Setidaknya 90.000 orang terpaksa mengungsi di Lebanon, dan lebih dari 60.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Israel utara.

Sementara itu, AS terus berupaya mencegah eskalasi konflik. Utusan Gedung Putih, Amos Hochstein, menyatakan pada hari Selasa bahwa Presiden Biden ingin menghindari peningkatan konflik menjadi perang yang lebih besar.

Editor: Noverius Laoli