Lawan Hoaks, BNI Gandeng Kemenkominfo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI terus memerangi penyebaran berita bohong atau hoaks. Salah satunya melalui kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Chief Information Security Officer BNI Andri Medina mengatakan BNI sudah mendapatkan satu tools untuk dapat melakukan pelaporan ke Kemenkominfo terkait dengan aduan instansi. 

“Kami tentunya mengoptimalkan tools Kemenkominfo tersebut, sehingga berita-berita bohong dapat diredam dan diblokir. Dengan begitu, lebih banyak berita bohong yang dapat dibendung agar tidak lagi menyebar luas di masyarakat," kata Andri, dalam keterangan resmi, Jumat (22/7). 


Selain itu, perusahaan juga memperbanyak sosialisasi dan peningkatan literasi guna meningkatkan semangat masyarakat dalam menyebarkan konten-konten informatif dan berkualitas. 

Baca Juga: Dana Kelolaan Nasabah Tajir DBS Naik 18% pada Kuartal II

Ada dua strategi juga yang ditekankan BNI untuk menghadang dan mengatasi hoaks saat ini. Pertama, melalui pengembangan skill tim internal BNI untuk percepatan penanganan setiap kasus-kasus berita hoaks.

“Kedua, dengan semangat Go Digital kami menggunakan teknologi guna mendeteksi sekaligus penanganan berita hoaks yang lebih cepat. Ini sangat memungkinkan khususnya dengan bantuan artificial intelligence atau AI,” imbuhnya.

Plt Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Anthonius Malau mengatakan dalam satu hari Kemenkominfo bisa menerima berita hoax hingga 5.000 laporan. 

"Sehingga, Kemenkominfo pun menyambut baik sinergi bersama untuk menyapu sampah digital atau misinformasi yang terjadi hampir setiap harinya," terangnya. 

Menurutnya, langkah BNI dalam memerangi hoaks perlu diapresiasi. Terlebih, BNI melakukan pelaporan , yang diikuti pula dengan berbagai program sosialisasi untuk meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat. 

“Kami pun melihat kesadaran masyarakat untuk melaporkan berita hoaks makin meningkat. Semoga ke depannya, lebih banyak masyarakat yang tidak mudah terpengaruh berita tidak benar,” kata Anthonius.

Baca Juga: Penurunan Biaya Transaksi BI Fast Akan Semakin Berdampak Terhadap Pendapatan Bank

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia Wenseslaus Manggut juga berharap kerja sama ini bisa terus terbangun seperti membuat komite digital menangkal penyebaran berita hoaks

"Ini dikarenakan daya engage berita hoaks berkali-kali lipatnya ketimbang upaya klarifikasi. Daya engage hoaks lebih melesat cepat dalam membuat kerusakan sehingga model klarifikasi konvensional saja tidak cukup,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi