Lawan isu proteksi, China inginkan perdagangan bebas



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perdana Menteri China, Li Keqiang pada hari Senin (12/11) saat bertemu dengan para pemimpin Asia Pasifik di Singapura mengatakan, China akan semakin membuka ekonominya sebagai upaya untuk menghadapi meningkatnya isu proteksi.

Seperti yang diberitakan Reuters, Li mengatakan bahwa China tidak akan menutup diri dari perekonomian dunia, melainkan akan semakin membuka selebar-lebarnya perekonomian dunia.

Dengan kata lain, China akan melawan isu proteksionisme dan unilateralisme.


Meski menyinggung isu proteksi dalam perdagangan global, Li tidak secara gamblang merujuk kepada perang dagang yang sedang terjadi antara China dengan Amerika Serikat.

Sebelumnya, presiden Trump mengatakan beberapa perdagangan multilateral dirasa tidak adil. Ia juga menuding China melakukan pencurian atas kekayaan intelektual.

Kedatangan Li di Singapura juga menyinggung agenda perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang akan digelar pada akhir bulan di Buenos Aires.

China akan termasuk dalam pakta RCEP yang sedang dalam tahap negosiasi. Nantinya pakta ini akan dibawa pada sidang PBB untuk disepakati sebagai perjanjian perdagangan bebas.

Trump dikabarkan akan absen dari pertemuan ini. Sebagai gantinya, Wakil Presiden Mike Pence yang akan menggantikan Trump.

Selain itu dalam pertemuan yang akan dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, serta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diharapkan bakal bergabung dalam pakta RCEP 16 negara ini.

Pakta ini rencananya akan diikuti oleh 16 negara, yakni; China, India, Jepang, Korea Selatan serta kesepuluh negara Asean.

Editor: Herlina Kartika Dewi