Layak investasi, multifinance lirik pinjam asing



JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan mengintip peluang untuk mendapatkan pinjaman luar negeri sebagai alternatif pembiayaan. Sejumlah faktor dinilai bisa memuluskan upaya tersebut.

Menurut Direktur PT Buana Finance Antony Muljanto, salah satunya adalah status investment grade dari lembaga Standard & Poor's (S&P) belum lama ini bisa membuat kreditur asing makin merasa yakin dengan potensi bisnis pelaku usaha di Indonesia.

Efeknya adalah para kreditur asing ini akan menurunkan faktor risiko dalam pinjaman yang diberikan ke perusahaan lokal, termasuk di industri pembiayaan. Ditambah lagi jumlah kreditur yang berminat untuk memberikan pinjaman pun bisa makin banyak.


Sehingga kemungkinan besar bunga pinjaman yang dikenakan pun akan lebih rendah. "Jadi secara umum bisa dibilang opsi pinjaman offshore akan lebih menarik," katanya beberapa waktu lalu.

Ia pun mengaku opsi mencari pinjaman dari luar negeri menjadi salah satu sumber pendanaan yang dijajaki tahun ini selain dari pinjaman bank domestik dan penerbitan surat utang.

Namun untuk porsi dari masing-masing sumber pendanaan ini, Antony masih mengkalkulasi kebutuhannya. Pasalnya ia menyebut Buana Finance juga punya rencana untuk menerbitkan obligasi lagi di semester kedua nanti. Yang pasti selama tahun 2017 ini, ia memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh Buana Finance berada di kisaran Rp 4 triliun.

PT Adira Dinamika Multi Finance juga ikut mengintip peluang untuk kembali mencari pendanaan dari luar negeri. Biaya swap yang cenderung menurun menjadi salah satu alasannya.

Di sisi lain, Direktur Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan, porsi pendanaan dari luar negeri dari portofolio outstanding pinjaman dalam negeri pun saat ini masih di bawah biasanya.

Ia menjelaskan, dari total pendanaan Adira Finance, sekitar 60% di antaranya di luar joint financing bersama Bank Danamon. Nah, dari porsi non join financing tersebut, biasanya 30% di antaranya berasal dari pinjaman luar negeri. "Saat ini baru sekitar 19%," katanya beberapa waktu lalu.

Meski begitu toh ia menekankan bahwa pihaknya akan tetap mempritoritaskan sumber pendanaan yang paling efisien. Di antaranya diihat dari beban bunga yang ringan. Sepanjang tahun ini Adira mengincar target pembiayaan sebesar Rp 34 triliun. Jumlah ini meningkat sekira 10% dari realisasi tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini