KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak adanya layanan digital banking, kebiasaan bertransaksi nasabah perbankan yang dahulu semarak menggunakan kartu kredit, kartu debit, kartu ATM cenderung bergeser. Alhasil tren pertumbuhan transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) tersebut melandai. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada bulan November 2023 nilai transaksi pembayaran menggunakan APMK hanya mencapai Rp 662,39 triliun, turun 0,39% secara tahunan.
Bandingkan dengan transaksi digital. Data BI menunjukkan, pertumbuhan meningkat sebanyak 13,21% yoy menjadi Rp 5.163 triliun. Begitupun nilai transaksi uang elektronik tumbuh 16,95% menjadi Rp 41,30 triliun. Tumbuh Jauh lebih signifikan dibandingkan transaksi menggunakan kartu.
Baca Juga: Dekat Tahun Baru, Pos Indonesia Masih Salurkan BLT El Nino Tren penurunan ini juga dialami oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan hingga saat ini transaksi berbasis ATM menurun 15% secara tahunan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan frekuensi transaksi melalui super apps BRImo yang tercatat tumbuh 73,88% secara tahunan. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah transaksi QRIS BRI yang melesat hingga 103,3 juta transaksi atau tumbuh lebih dari 400% secara tahunan, per November 2023. Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI juga mengalami hal demikian. Sepanjang tahun 2023, transaksi kartu kredit di BNI tumbuh sekitar 20% secara tahunan. Selain itu, volume transaksi kartu debit juga tumbuh sekitar Rp 34 triliun per November 2023. Bandingkan dengan transaksi digital, tercatat pada kuartal III tahun 2023 jumlah transaksi mobile banking BNI mampu tumbuh 75,3% secara tahunan. Peningkatan transaksi mobile banking BNI berdampak pada efisiensi bank serta peningkatan pendapatan. Direktur Network and Services BNI, Ronny Venir menyampaikan tren jumlah transaksi ATM BNI saat ini cenderung menurun sejak 3 tahun lalu, oleh sebab itu perlu adanya inovasi terhadap penggunaan kartu. "Transformasi kartu fisik menjadi kartu Virtual yang terintegrasi dengan aplikasi seperti mobile banking menjadi jawaban atas kondisi tersebut. Tentunya untuk beralih menjadi kartu virtual perlu adanya transisi serta infrastruktur yang memadai sehingga digitalisasi kartu tersebut dapat berjalan dengan baik," kata Ronny kepada KONTAN, Sabtu (30/12).
Baca Juga: Nilai Transaksi Digital Diramal Tembus Rp 71.584 Triliun pada Tahun Depan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga mengalami hal serupa. Bank Mandiri berhasil mencatatkan total transaksi QRIS yang meningkat 400% YoY pada November 2023. Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyampaikan pertumbuhan transaksi menggunakan kartu ATM hanya mencapai 6,8%. "Memang terdapat penurunan transaksi yang bergeser ke Mobile Banking," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi