Layanan e-channel kian digemari



JAKARTA. Perlahan namun pasti, transaksi perbankan mulai bergeser dari secara fisik melalui kantor cabang ke secara elektronik melalui electronic channel (e-channel). Buktinya, sejumlah bank mencatat pertumbuhan signifikan pengunaan e-channel oleh para nasabahnya.

Di Bank Mandiri, misalnya, 88% transaksi nasabah saat ini sudah memakai saluran e-channel. Mulai dari penggunaan anjungan tunai mandiri (ATM), internet banking, hingga mobile banking. ATM memang masih menjadi pilihan terbesar para nasabah.

"Nasabah datang ke kantor cabang hanya untuk buka rekening atau saat ada masalah," ujar Rico Usthavia Frans, Senior Executive Vice President Transaction Banking Bank Mandiri, dua hari lalu (1/9).


Hingga Juni 2014, transaksi e-channel Bank Mandiri naik 17,9% menjadi 766 juta kali transaksi. Dari jumlah itu, 50% berasal dari layanan ATM. Tak heran, Bank Mandiri akan menambah sekitar 4.500 mesin ATM sepanjang tahun ini sehingga total jumlahnya menjadi  sekitar 15.500. Per Juni lalu, jumlah ATM Bank Mandiri 11.514 unit.

Tren serupa dialami Bank rakyat Indonesia (BRI). Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, bilang, 65% transaksi nasabah sudah memakai e-channel. Angka itu menunjukkan tren kenaikan.

Salah satu indikatornya adalah jumlah pemegang kartu ATM BRI per Juni 2014 mencapai 27,3 juta kartu atau tumbuh 45,6% dari periode sama tahun 2013. Di saat yang sama, volume transaksi melalui ATM BRI naik 63,6% menjadi Rp 453,9 triliun.

Begitu pula di Bank negara Indonesia (BNI). Dodit W. Probojakti, General Manager Product Management Division Consumer & Retail BNI, memaparkan, transaksi di kantor cabang cuma sebesar 18%. Sisanya, sebanyak 82% menggunakan e-channel. Dari angka itu, 60% transaksi menggunakan mesin ATM.

Nilai transaksi melalui ATM BNI pada periode Januari–Juli 2014 lebih dari Rp 240 triliun. Adapun, Rp 100 triliun merupakan transaksi via SMS, internet dan mobile banking.

Kondisi serupa terjadi di bank swasta. Budiman Poedjirahardjo, Head of Branch & Branchless Banking Bank CIMB Niaga, bilang, penggunaan e-channel mencapai 85% dari total transaksi dan bakal stabil hingga akhir tahun ini.

Meringankan bank

Menurut Dodit, e-channel bakal menjadi layanan primadona bagi segmen anak muda. Sebab, selain tren penggunaan gadget yang kian masif, tingkat keamanannya juga semakin baik. Ke depan, taksirannya penggunaan e-channel secara umum bakal tumbuh di atas 20% hingga 30%.

Kondisi tersebut tentu akan mengurangi kebutuhan nasabah terhadap jasa teller. Dus, dapat mengurangi beban perbankan. Bank pun tidak perlu lagi ruangan kantor konvensional sehingga dapat memangkas anggaran belanja.

Untuk menggenjot layanan e-channel, Budiman bilang, CIMB Niaga akan terus mengembangkan dan melahirkan inovasi produk e-channel. Salah satunya berupa Rekening Ponsel yang tidak mengharuskan penggunanya membuka rekening bank. Alhasil, CIMB mencatat, pertumbuhan transaksi e-channel hingga semester I-2014 mencapai 36%.

Mengacu pada pergeseran budaya bertransaksi, Rico berharap, layanan e-channel bisa juga melayani pembukaan rekening sampai pengajuan pinjaman, atau bahkan kredit pada masa depan. Namun, untuk merealisasikannya memerlukan aturan yang jelas dari otoritas terkait.

Selama ini, Rico menjelaskan,  baik pembukaan rekening maupun pengajuan pinjaman atau kredit harus ada tatap muka sesuai dengan ketentuan otoritas. "Jika aturan memungkinkan, bisa saja bank melayani pembukaan rekening maupun pengajuan pinjaman melalui e-channel," tukasnya. Cara tersebut diyakini bakal meringankan beban operasional bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan