JAKARTA. Hingga Juli 2010, Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan asing mencatat hasil yang bagus, yaitu sebesar 87,65%. Laporan kinerja perbankan Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan perbankan asing mencapai Rp 122,89 triliun dengan nilai penyaluran kredit sebesar Rp 107,71 triliun. Bank asing yang mencatat LDR tinggi salah satunya adalah Bank Standard Chartered sebesar 114,6%. Bank ini berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp 19,87 triliun. Namun, penyaluran total kredit bank ini lebih besar mencapai Rp 22,78 triliun. Bank lain adalah Citibank, posisi LDR berada di kisaran 71,55%. Dengan DPK berjumlah Rp 37,69 triliun dan menyalurkan kredit sebesar Rp 26,97 triliun. Untuk rasio non performing loan (NPL), perbankan asing berada di posisi 5,27% atau nominalnya Rp 5,68 triliun. Jika pembagian kredit dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, kredit untuk konsumsi menyumbang nominal NPL terbesar yakni Rp 3,54 triliun. Diikuti kredit modal kerja Rp 1,74 triliun dan kredit untuk investasi Rp 387 miliar.
LDR bank asing per Juli 2010 capai 87,65%
JAKARTA. Hingga Juli 2010, Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan asing mencatat hasil yang bagus, yaitu sebesar 87,65%. Laporan kinerja perbankan Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan perbankan asing mencapai Rp 122,89 triliun dengan nilai penyaluran kredit sebesar Rp 107,71 triliun. Bank asing yang mencatat LDR tinggi salah satunya adalah Bank Standard Chartered sebesar 114,6%. Bank ini berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp 19,87 triliun. Namun, penyaluran total kredit bank ini lebih besar mencapai Rp 22,78 triliun. Bank lain adalah Citibank, posisi LDR berada di kisaran 71,55%. Dengan DPK berjumlah Rp 37,69 triliun dan menyalurkan kredit sebesar Rp 26,97 triliun. Untuk rasio non performing loan (NPL), perbankan asing berada di posisi 5,27% atau nominalnya Rp 5,68 triliun. Jika pembagian kredit dilihat berdasarkan jenis penggunaannya, kredit untuk konsumsi menyumbang nominal NPL terbesar yakni Rp 3,54 triliun. Diikuti kredit modal kerja Rp 1,74 triliun dan kredit untuk investasi Rp 387 miliar.