JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat selama dua pekan terakhir, memiliki dampak terhadap perbankan. Likuiditas dana berdenominasi dollar AS di bank terbilang cukup longgar. PT Bank CIMB Niaga Tbk, contohnya. Direktur Strategi dan Keuangan PT Bank CIMB Niaga, Wan Razly Abdullah mengungkapkan, saat ini, kondisi dana pihak ketiga berdenominasi dollar AS berada di level yang lebih dari cukup. Hal ini tercermin dari posisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) valas perseroan per 30 Juni 2015 yang tercatat sekitar 80%. Wan menambahkan, langkah-langkah yang telah dilakukan bank dengan kode emiten BNGA ini untuk menjaga tingkat likuiditas yang optimum antara lain menurunkan cost of fund valas agar tidak terjadi over-liquid dan memastikan dana tersebut mencukupi kebutuhan dan proyeksi pertumbuhan kredit valas CIMB Niaga. "Terlebih dengan adanya peraturan mengenai kewajiban penggunaan transaksi Rupiah di dalam negeri, seyogyanya dapat menurunkan permintaan terhadap dollar." ucap Wan Razly kepada KONTAN, Jumat (28/8).
LDR valas CIMB Niaga capai 80%
JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat selama dua pekan terakhir, memiliki dampak terhadap perbankan. Likuiditas dana berdenominasi dollar AS di bank terbilang cukup longgar. PT Bank CIMB Niaga Tbk, contohnya. Direktur Strategi dan Keuangan PT Bank CIMB Niaga, Wan Razly Abdullah mengungkapkan, saat ini, kondisi dana pihak ketiga berdenominasi dollar AS berada di level yang lebih dari cukup. Hal ini tercermin dari posisi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) valas perseroan per 30 Juni 2015 yang tercatat sekitar 80%. Wan menambahkan, langkah-langkah yang telah dilakukan bank dengan kode emiten BNGA ini untuk menjaga tingkat likuiditas yang optimum antara lain menurunkan cost of fund valas agar tidak terjadi over-liquid dan memastikan dana tersebut mencukupi kebutuhan dan proyeksi pertumbuhan kredit valas CIMB Niaga. "Terlebih dengan adanya peraturan mengenai kewajiban penggunaan transaksi Rupiah di dalam negeri, seyogyanya dapat menurunkan permintaan terhadap dollar." ucap Wan Razly kepada KONTAN, Jumat (28/8).