LEAD incar bisnis pengangkutan LNG



JAKARTA. Kinerja perusahaan pelayaran, PT Logindo Samudramakmur Tbk masih tertekan. Bisnis utama mereka di bidang jasa kapal penunjang angkutan lepas pantai industri minyak dan gas bumi lesu. Hal itu, membuat emiten berkode saham LEAD ini mencari cara lain. Salah satunya, dengan mengambil peran dalam proses pengangkutan LNG (Liquefied Natural Gas).

Untuk mendapatkan peran tersebut LEAD akan menjadi bagian dalam rangkaian fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Hanya saja, emiten ini perlu mengikuti tender terlebih dahulu.

"Dorongan pemerintah kuat sekali, karena ingin bangun 33 FSRU di seluruh Indonesia," terang Eddy Kurniawan Logam Direktur Utama PT Logindo Samudramakmur Tbk usai RUPS di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (30/3).


Untuk terlibat, LEAD akan mengikuti tender terlebih dahulu. Manajemen mengatakan, jika tidak aral melintang, prosesnya bisa terlaksana pada semester II-2017.Hanya saja, untuk bisa masuk ke bisnis itu membutuhkan investasi yang besar.

Untuk kapalnya, setidaknya bisa menelan investasi US$ 20 juta - US$ 40 juta, tergantung dari ukuran kapal tersebut. "Kapalnya juga langka di pasaran, jadi butuh waktu," terang Sundap Carulli, Chief Financial Officer LEAD dalam kesempatan yang sama.

Sundap menyatakan, LEAD akan mensponsori proyek-proyek PLN itu. Pemasoknya bisa dari PGN, dan Pertagas. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan kapal khusus gas itu, bisa membutuhkan waktu 18-24 bulan sampai kedatangan kapal. "Biasanya mitra sudah mengerti (butuh waktu untuk pesan kapal)," ungkapnya.

Saat ini, LEAD belum akan menganggarkan kebutuhan kapal pengangkut gas. Sebab, LEAD ingin memastikan mendapat tender terlebih dahulu."Kapal ini belum punya. Begitu menang tender, kami pesan. Kami ingin ikut small and medium scale untuk 33 FSRU," tambahnya.

Sebagai pemain lama di jasa pengangkutan, LEAD optimistis bisa mendapat peran itu. Pihaknya menyatakan, jika berhasil menggenggam bisnis ini bisa menjadi bisnis jangka panjang bisa 10-20 tahun. "Ini bisa konsorsium bentuknya. Prosesnya bertahap, bukan langsung 33 FSRU," ungkapnya.

Selain mengincar proyek tersebut, LEAD juga sedang melego 15 kapal tua yang umumnya berumur 15-20 tahun. Harga buku kapal-kapal tua tersebut bisa mencapai US$ 6,3 juta. Hanya saja, harga kapal yang dilego itu nantinya bisa lebih rendah.

Penjualan ini, termasuk aksi efisiensi korporasi terhadap kapal milik LEAD. "Kami optimistis, kinerja tahun ini bisa lebih baik lagi dengan adanya efisiensi," terang Eddy.

Kinerja keuangan Logindo sendiri juga makin gesit setelah perusahaan merestrukturisasi utang mereka pada semester II 2016. Atas aksi ini, cicilan pokok bisa berkurang sebesar US$ 1,4 juta per bulan. Dari sisi liabilitas, total pinjaman bank menurun US$ 21,7 juta, sementara ekuitas berkurang US$ 19,9 juta dikarenakan perusahaan rugi.

Dari catatan KONTAN, LEAD juga menggelar right issue untuk mencari dana sebesar Rp 134,9 miliar-Rp 149,6 miliar. Dana ini rencananya untuk mendukung operasional kapal-kapal milik LEAD.

Hanya saja, proses ini akan mengalami penundaan lantaran manajemen ingin melengkapi dokumen terlebih dahulu. Rencananya, aksi ini bisa dicatatkan di BEI pada 6 Maret. "Sedang kami siapkan update prospektus laporan auditnya. Rencananya akan kami masukkan pada 6 April," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto