Lebaran, belanja masyarakat 'cuma' Rp 125 triliun



JAKARTA. Seyogyanya hari raya besar seperti Lebaran menjadi momentum peningkatan daya beli masyarakat untuk mendorong ekonomi. Sayangnya, momentum tersebut tidak terjadi pada tahun ini.

Daya beli masyarakat menyongsong Lebaran ternyata tidak seatraktif tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat realisasi uang tunai yang keluar pada Lebaran tahun ini hanya Rp 125 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan kenaikan uang tunai Lebaran tahun ini naik tipis dibanding tahun lalu yang realisasinya sebesar Rp 124 triliun. "Biasanya setiap tahun naiknya 11%, bahkan pernah sampai 14%," ujarnya, Selasa (14/7).


Pertumbuhan yang tidak mencapai angka 1% ini, menurutnya, sebagai salah satu dampak pelemahan konsumsi masyarakat. Ini pulalah yang menyebabkan otoritas moneter ini melihat pertumbuhan ekonomi triwulan II bakal sama dengan triwulan sebelumnya 4,7%.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih lemah seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun. BI mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2015 sebesar 111,3 poin atau turun 1,5 poin dibanding bulan sebelumnya.

Pelemahan ini didorong oleh penurunan pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing turun 2,3 poin dan 0,5 poin dari bulan sebelumnya.

Ekspektasi konsumen yang lesu ini tidak hanya berhenti pada Juni saja. Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan juga melemah.

Hal ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang pada Juni 2015 tercatat 122,4 atau turun 0,5 poin dari IEK bulan sebelumnya 122,9. Konsumen ternyata masih khawatir ekonomi 6 bulan ke depan belum membaik.

Selain karena pelemahan daya beli masyarakat, Tirta bilang perlambatan pertumbuhan uang tunai tahun ini disebabkan masyarakat yang sudah semakin familiar dengan uang elektronik via transfer. "Sehingga mereka tidak lagi ambil uang tunai," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan