Libur panjang kali ini bisa sangat berarti karena bisa bertemu dan kumpul bersama keluarga. Namun bagi para penggila
game komputer non jaringan internet (
offline gamers) liburan Lebaran jelas merupakan waktu yang akan membuat mereka lebih asyik dengan hobi mereka tersebut.
. Soalnya, di hari-hari sibuk saja, mereka bisa menghabiskan waktu belasan jam setiap harinya. "Saya bakal menamatkan game-game yang tertunda saat libur lebaran," kata penggila
offline game Johan Darmawan (32). Kepala gudang sebuah perusahaan produsen makanan dan minuman di Jakarta ini mengaku kecanduan
game komputer sejak SMU. Ia pernah menghabiskan waktu di depan komputer hingga 18 jam. "Soalnya, sebelum permainan benar-benar tamat, saya enggan beranjak dari layar komputer," katanya.
Menurut Johan bermain
game komputer lebih mengasyikkan dibandingkan jenis
game online. Selain itu
game ini sangat variatif sehingga tidak membosankan, teknologi komputer sekarang ini sudah sangat canggih sehingga jika dikawinkan dengan
game tertentu akan menghasilkan visualisasi yang sangat bagus. "Kualitas gambarnya lebih bagus dibandingkan game
online," katanya. Budgetnya? Wow...cukup besar. Para
offline garmers bisa menghabiskan biaya puluhan juta untuk hobinya ini. Johan, misalnya, ia harus mengeluarkan duit hingga Rp 40 juta untuk membeli perangkat komputer desktop dan laptop yang bisa memberi kepuasan dalam
offline game tersebut. Angka tersebut belum termasuk aksesorinya yaitu
joy stick dan seperangkat audio. Semua pakai tabungan sendiri," katanya.Ia bilang, setiap tahun ia harus mengeluarkan duit untuk membeli perangkat keras (
hardware) dan (
software). Tujuannya agar bisa menyesuaikan spesifikasi
game-game keluaran terbaru. Komponen yang wajib diperbaharui yakni komponen
video graphics adapter card (VGA) dan
random access memory (RAM). Satu tahun ia mengeluarkan b iaya Rp 5 juta hingga Rp 7 juta untuk VGA dan RAM tersebut.
Offline gamer lain, Iwan Sudrajad (29) yang berprofesi sebagai sales mobil, bilang, para
offline gamers membeli keping seri
game keluaran terbaru secara rutin untuk kepuasan mereka. Iwan tiap bulan minimal membeli tiga CD dan DVD
game seharga Rp 100.000-Rp 300.000 per keping. "Tiap bulan pasti berburu
game seperti
game perang serial berjudul
Call Of Duty dan
game sepakbola berjudul
Pro Evolution Soccer," tutur Iwan. Pengembang Game Pehobi lain, Tonino Dwiwondo (32), dosen fakultas Teknologi Informasi di kota Salatiga, Jawa Tengah bilang, ia juga bakal banyak main
game selama liburan ini. "Saya bisa bergadang di depan komputer seharian, kalau paginya tidak kerja," kata Nino, panggilan akrabnya.
Ia bilang sering mengajak teman-temanya untuk main
game bersama. Soalnya, main
game ramai-ramai lebih mengasyikkan. "Seru banget, kami terkadang membikin taruhan. Yang kalah harus traktir makan yang menang," tuturnya. Sekalipun hobi ini menghabiskan biaya besar, namun Iwan dan Nino optimistis hobinya akan bermanfaat di kemudian hari. Pasalnya mereka kompak bercita-cita menjadi pengembang
game komputer. "Siapa tahu bisa balik modal," tutur Nino terbahak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can