Lebaran mendorong naik harga CPO



KONTAN.CO.ID - JAKARtA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) terus bergerak menjauh dari harga terendahnya. Analis menilai, harga komoditas perkebunan ini menguat lantaran permintaan naik di bulan Ramadan dan Lebaran.

Pada perdagangan kemarin, harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2018 di Malaysian Derivative Exchange tercatat turun tipis 0,16% ke RM 2.473 per metrik ton. Penurunan ini terjadi lantaran pelaku pasar melakukan profit taking. Selama sepekan, harga CPO mencetak kenaikan 2,44%.

Sekadar mengingatkan, sebelum ini harga CPO sempat merosot. Harga olahan sawit ini mencapai RM 2.337 per metrik ton (3/5), yang adalah level terendah tahun ini.


Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, harga CPO naik karena mendapat sentimen positif akibat terjadinya peningkatan permintaan dari negara Timur Tengah memasuki bulan Ramadan. Hal ini memang selalu terjadi setiap tahun saat Ramadan hingga Idul Fitri nanti.

Memang, kenaikan permintaan dari Timur Tengah tersebut tidak lebih besar ketimbang permintaan rutin dari China dan India selama ini. "Tapi permintaan cukup masif, ini cukup menjadi katalis positif agar harga CPO naik," terang Deddy, Rabu (23/5).

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, harga CPO naik karena mengikuti tren kenaikan harga minyak dan kedelai. "Biasanya pergerakan satu arah, jika harga minyak mentah naik, maka harga minyak nabati lainnya akan bergerak naik," kata Faisyal.

Tambah lagi, pasokan CPO tengah berkurang. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mencatat, selama April 2018 produksi CPO dari negara Asia Tenggara turun 1% menjadi 1,56 juta ton. Di saat yang sama, nilai tukar ringgit terhadap dollar AS melemah. Alhasil harga CPO jadi makin murah.

Cuaca bagus

Tapi analis memprediksi kenaikan harga tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, ada kemungkinan permintaan dari China akan berkurang. Sebab, negara asal Shaolin tersebut berpotensi meningkatkan impor kedelai dari Amerika Serikat sebanyak 40 juta-50 juta ton per tahun.

Selain itu, meski saat ini pasokan turun, ada kemungkinan produksi CPO Malaysia tahun ini bisa mencapai 25 juta ton, lebih banyak dari tahun sebelumnya yang cuma 18 juta ton. Produksi CPO Indonesia juga berpotensi naik dari 32 juta ton menjadi 38 juta ton tahun ini. "Cuaca pun mendukung perkebunan CPO di Malaysia dan Indonesia untuk mencapai target produksi mereka," kata Deddy.

Usai Ramadan, Deddy memprediksi harga CPO akan kembali masuk area konsolidasi. Apalagi kini India menerapkan tarif impor CPO. Dus, permintaan CPO dari India bisa berkurang.

Deddy menilai, indikator teknikal memberi sinyal harga hanya naik jangka pendek. Hari ini ia memprediksi harga bergerak antara RM 2.440-RM 2.475 per metrik ton.

Sedang Faisyal memprediksi harga CPO hari ini bergerak antara RM 2.390-RM 2.430 per metrik ton. Sepekan ke depan, Faisyal memprediksi harga bergerak di kisaran RM 2.370-RM 2.450 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati