Lebarkan Sayap ke Pasifik, AS Segera Sahkan Pakta Pertahanan dengan Papua Nugini



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, akan segera menandatangani pakta pertahanan dengan Papua Nugini. Langkah ini diduga merupakan upaya AS untuk menjauhkan Papua Nugini dari pengaruh China.

Dilansir dari Reuters, Biden akan mengunjungi ibu kota Papua Nugini pada 22 Mei dalam perjalanannya ke pertemuan puncak negara-negara Quad di Sydney.Pada pertemuan Quad di Sydney, Biden juga akan bertemu dengan 18 pemimpin negara kawasan kepulauan Pasifik.

Kepastian mengenai pakta pertahanan AS ini pertama kali disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Papua Nugini, Justin Tkachenko, pada hari Rabu (10/5).


"Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara AS dan PNG diselesaikan minggu lalu. Sekarang ini memungkinkan kami untuk menandatanganinya secara resmi saat Biden datang ke sini," kata Tkachenko.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ukraina Bakal Terima US$ 1,2 Miliar Bantuan Militer Baru dari AS

Tidak hanya itu, nantinya akan ada kesepakatan lain yang ditandatangani secara terpisah. Kesepakatan ini akan memberi izin Penjaga Pantai AS untuk berpatroli di zona ekonomi eksklusif Papua Nugini. Namun, petugas Papua Nugini akan tetap bertindak sebagai pengendara kapal.

Perjanjian kedua itu juga akan mencakup beberapa program pertukaran informasi dan teknologi satelit.

"Kami akan dapat memanfaatkan sistem keamanan satelit AS. Setelah kami menandatanganinya akan membantu memantau perairan kami, yang saat ini tidak bisa kami lakukan. Ini akan menjadi kesepakatan yang luar biasa untuk melindungi sumber daya alam kita dari perburuan dan pencurian secara ilegal, terutama penangkapan ikan kita," pungkas Tkachenko.

Baca Juga: China Dukung Pemerintahan Militer, Ajak Semua Pihak Hormati Kedaulatan Myanmar

Mendekatnya AS ke kawasan Pasifik dan Oseania ini tidak lepas dari meningkatnya aktivitas China di kawasan tersebut.

China memiliki sejarah panjang dalam proses pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Tahun lalu, China juga membuat pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon.

Presiden China Xi Jinping telah mengunjungi kawasan itu tiga kali, termasuk kunjungan tahun 2018 ke Papua Nugini. Sayangnya, tahun lalu China gagal menandatangani kesepakatan keamanan dan perdagangan dengan 10 negara.