KONTAN.CO.ID - GAZA. Para pemimpin badan PBB mengatakan "cukup sudah", menuntut upaya gencatan senjata kemanusiaan pada hari Senin (6/11), hampir sebulan setelah perang Gaza. Sementara otoritas kesehatan Gaza mengatakan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel kini telah melebihi 10.000 orang. Israel telah menolak tekanan internasional yang semakin meningkat untuk melakukan gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa para sandera yang diambil oleh militan Hamas dalam serangan mereka di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober harus dibebaskan terlebih dahulu.
"Seluruh penduduk dikepung dan diserang, tidak diberi akses ke hal-hal penting untuk bertahan hidup, dibom di rumah-rumah mereka, tempat penampungan, rumah sakit dan tempat-tempat ibadah. Ini tidak dapat diterima," kata para pemimpin PBB dalam sebuah pernyataan bersama. "Kami membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang."
Baca Juga: Sudah 10.022 Warga Palestina Termasuk 4.104 Anak-Anak Tewas oleh Serangan Israel Ke-18 penandatangan termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan kepala bantuan PBB Martin Griffiths. Jumlah korban tewas dalam serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober kini telah melampaui 10.000 orang. Kementerian kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas itu mengatakan, setidaknya 10.022 warga Palestina tewas, termasuk 4.104 anak-anak. Seorang wartawan
Reuters di Gaza mengatakan bahwa pemboman semalam melalui udara, darat dan laut merupakan salah satu yang paling intens sejak Israel memulai serangannya setelah serangan 7 Oktober di mana Hamas menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 sandera. Israel, yang mengatakan bahwa pasukannya telah mengepung Kota Gaza, menghadapi tekanan yang semakin meningkat atas jatuhnya korban sipil. Dorongan diplomatik AS di wilayah tersebut dimaksudkan untuk mengurangi risiko meningkatnya konflik. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan puluhan orang tewas akibat serangan udara Israel di Kota Gaza dan lebih jauh ke selatan di lingkungan Gaza seperti Zawaida dan Deir Al-Balah. Al-Aqsa TV yang berafiliasi dengan Hamas mengutip sumber-sumber medis yang mengatakan, sedikitnya 75 orang Palestina tewas dan 106 lainnya terluka dalam serangan tersebut. Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan delapan orang tewas dalam serangan udara semalam di rumah sakit kanker Rantissi di Kota Gaza. Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut.
Baca Juga: Bantuan Indonesia untuk Palestina Sudah Tiba di El Arish, Mesir Militer Israel mengatakan bahwa serangannya menghantam "terowongan, teroris, kompleks militer, pos pengamatan, dan pos peluncuran rudal anti-tank". Pasukan darat menewaskan beberapa pejuang Hamas ketika merebut sebuah kompleks militan yang berisi pos-pos pengamatan, area pelatihan dan terowongan bawah tanah, katanya. Para pejabat perbatasan Gaza mengatakan bahwa penyeberangan Rafah telah kembali beroperasi untuk mengizinkan para pemegang paspor asing dan warga Palestina yang terluka parah untuk masuk ke Mesir. Ratusan warga negara asing dan korban luka-luka diizinkan meninggalkan Gaza menuju Mesir pekan lalu, namun tidak ada laporan keluarnya warga asing sejak 3 November.
Editor: Yudho Winarto