Lebih Cuan Di Obligasi Fixed Rate Atau SBN Ritel? Begini Kata Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain Surat Berharga Negara (SBN) ritel, investor ritel semakin dimudahkan untuk memperoleh akses ke pasar obligasi negara, seperti obligasi fixed rate (FR). Salah satunya dari inovasi Bibit.id yang memungkinkan masyarakat membeli obligasi FR mulai dari Rp 1 juta.

Meski begitu, para analis menilai investor ritel akan lebih diuntungkan di pasar SBN ritel. Ini mengingat target pasar dari produk tersebut memang untuk ritel.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai target pasar obligasi FR dan SBN ritel berbeda. Obligasi FR cenderung ke investor institusi sehingga saat ritel masuk ke FR, persaingannya lebih tinggi.


"Selain itu FR juga sangat sensitif terhadap perubahan harga kupon dan sentimen lain," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).

Baca Juga: Mau Berinvestasi di ORI025? Begini Saran Ekonom

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto juga sependapat. Menurutnya, meskipun investor ritel bisa masuk mulai Rp 1 juta, tetapi kenyataannya di market bisa kelipatan Rp 10 miliar.

Selain itu, dari pembayaran kupon, SBN ritel lebih bisa diterima oleh investor individu. Sebabnya, pembayaran SBN ritel tiap sebulan sekali, sementara pembayaran FR setiap enam bulan sekali.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, kondisi perekonomian saat ini masih dipenuhi ketidakpastian. Utamanya dari sisi bagaimana kondisi perekonomian Tiongkok maupun dari sisi ketidakpastian timing dari pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS) di tahun ini.

Baca Juga: Pemerintah Segera Tawarkan ORI025, Intip Prediksi Kuponnya

Menurutnya, investor diperkirakan masih akan cenderung berhati-hati dalam melakukan pembelian aset obligasi, terutama bagi yang akan melakukan aksi jual beli obligasi pada pasar sekunder. Ini mengingat rata-rata obligasi FR sering diperdagangkan oleh institusi dengan jumlah besar dan dengan frekuensi yang relatif sering.

"Sementara itu, seri ORI merupakan seri dengan target pasar ritel dengan tujuan utamanya untuk menyimpan hingga jatuh tempo, meskipun memang bisa diperdagangkan di pasar sekunder," kata Josua.

Fikri melanjutkan, dengan ekspektasi penurunan Fed rate dan BI rate maka harga obligasi di pasar sekunder akan turun. Ia mengekspektasikan ekspektasi yield tahun ini akan turun 100bps-150bps. Oleh sebab itu, ia menilai SBN ritel lebih prospektif dibandingkan dengan seri FR yang cenderung untuk diperdagangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati