Lebih dari 10.000 Warga Sipil Ukraina Tewas Selama Perang dengan Rusia



KONTAN.CO.ID - Lebih dari 10.000 warga sipil Ukraina kehilangan nyawa sejak perang antara Ukraina dan Rusia dimulai pada bulan Februari 2022.

Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina (HRMMU) pada hari Selasa (21/11) mengatakan, sekitar separuhnya baru tercatat dalam tiga bulan terakhir dan ada jauh di belakang garis depan peperangan.

PBB mengaitkan jumlah korban yang jauh di belakang garis depan ini dengan penggunaan rudal jarak jauh oleh pasukan Rusia dan ledakan bom yang ditinggalkan.


Selama itu pula, lebih dari 560 anak-anak telah terbunuh, dan lebih dari 18.500 orang terluka. PBB percaya jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Rusia Intensifkan Serangan Udara ke Ibu Kota Ukraina

"Sepuluh ribu kematian warga sipil adalah tonggak sejarah yang suram bagi Ukraina. Perang Federasi Rusia melawan Ukraina, yang kini memasuki bulan ke-21, berisiko berkembang menjadi konflik yang berkepanjangan, dengan korban jiwa yang sangat besar dan sangat menyakitkan untuk dibayangkan," kata Danielle Bell yang memimpin misi HAM PBB di Ukraina.

HRMMU menambahkan, insiden di Selydove minggu lalu adalah contoh umum serangan yang saat ini menimbulkan korban sipil. Saat itu, tepatnya pada 15 November, empat orang tewas ketika sebuah rudal menghantam gedung apartemen empat lantai di desa Selydove di Oblast Donetsk.

Baca Juga: Zelenskyy Minta Warganya Bersiap Hadapi Serangan Besar Rusia di Musim Dingin

Selama periode tiga bulan terakhir, dari bulan Agustus hingga Oktober, sebagian besar korban sipil yang terverifikasi, sebesar 86%, tercatat di wilayah yang dikuasai pemerintah Ukraina.

Sebagian besar disebabkan oleh senjata peledak yang mempunyai dampak luas seperti peluru artileri dan roket, munisi tandan (cluster bomb), rudal, dan amunisi yang bergerak bebas.

"Hampir separuh korban sipil dalam tiga bulan terakhir terjadi jauh dari garis depan. Akibatnya, tidak ada tempat di Ukraina yang benar-benar aman," kata Bell.