Lebih dari 38.000 Penduduk Gaza Tewas, Abbas dan Hamas Sibuk Lempar Tanggung Jawab



KONTAN.CO.ID - Saat ini lebih dari 38.000 penduduk Gaza telah kehilangan nyawa akibat serangan brutal militer Israel. Sayangnya, dua otoritas tertinggi Palestina, Presiden Mahmoud Abbas dan Hamas, masih belum ada di jalan yang sama.

Mengutip data terbaru Al Jazeera hari Selasa (16/7), sedikitnya 38.713 penduduk Gaza meninggal dunia sejak Oktober 2024.

Jumlah itu termasuk lebih dari 15.000 anak-anak dan 10.000 orang yang dinyatakan hilang. Kematian juga tercatat di Tepi Barat, yaitu sedikitnya 576 orang.


Baca Juga: Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Salahkan Hamas atas Kekacauan di Gaza

Perseteruan Abbas dan Hamas

Abbas secara terbuka menyalahkan Hamas atas segala kekacauan yang terjadi di Gaza. Meskipun demikian, Abbas juga mengatakan Israel dan AS bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu orang di Gaza.

Kepresidenan Palestina mengutuk pembantaian tersebut dan meminta pertanggungjawaban penuh dari pemerintah Israel, serta pemerintah AS yang memberikan segala macam dukungan terhadap pendudukan dan kejahatannya," kata Abbas dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan hari Sabtu (13/7).

Abbas menyalahkan Hamas karena memicu perang di Gaza yang telah berlangsung selama sembilan bulan.

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melakukan serangan di wilayah Israel dan menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 orang Israel.

"Gerakan Hamas adalah mitra dalam memikul tanggung jawab hukum, moral dan politik atas kelanjutan perang genosida Israel di Jalur Gaza," lanjut Abbas dalam pernyataannya, dikutip Reuters.

Hamas telah menguasai Gaza sejak pengambilalihan wilayah pesisir tersebut pada tahun 2007 dari loyalis Abbas.

Baca Juga: AS Teruskan Pengiriman Bom Tipe 500 Pon ke Militer Israel

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pernyataan Abbas berarti Otoritas Palestina (PA) telah memilih untuk berada di pihak yang sama dengan pendudukan atau Israel.

"Otoritas Palestina telah memilih untuk berada di pihak yang sama dengan pendudukan (Israel). Sikap seperti ini tidak akan berhasil memeras atau menekan kelompok perlawanan," kata Abu Zuhri.

Hamas menuduh Abbas telah memihak Israel karena enggan mendukung perjuangan Hamas.

"Abbas dan otoritasnya bermitra dengan Zionist. Kejahatan mereka tidak hanya tercatat di Gaza, tetapi juga di seluruh tanah Palestina," kata pejabat Hamas lainnya, Basem Naim.

Awal pekan ini, dua pejabat senior Fatah dan hamas mengatakan bahwa perwakilan mereka akan bertemu di China pada bulan Juli ini.

Kedua pihak sempat bertemu pada bulan April lalu untuk membahas upaya rekonsiliasi demi mengakhiri perpecahan politik selama 17 tahun.