KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Budiman Sudjatmiko resmi mengakhiri perjalanan politiknya bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) setelah menerima surat pemecatan pada Kamis (24/8/2023). Alasan utama Budiman Sudjatmiko dipecat, karena menyatakan dukungan untuk bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto. Pasalnya, Prabowo Subianto bukan bakal calon presiden (capres) yang didukung dan diusung oleh PDI-P.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres yang diusung PDI-P pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga: Ganjar, Anies, dan Prabowo akan Debat di Kampus, KPU: Bukan Pelanggaran Pemilu Keputusan Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo dianggap PDI-P sebagai satu kategori pelanggaran berat. Sebab, dinilai tidak mengikuti instruksi Megawati selaku Ketua Umum. Lantas, bagaimana perjalanan Budiman dari sejak bertemu Prabowo, menyatakan dukungan hingga akhirnya dipecat PDI-P? Kemudian, apa langkahnya selanjutnya? Bertemu Prabowo Budiman Sudjatmiko mengunjungi Prabowo di kediamannya, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa, 19 Juli 2023, malam. Pertemuan yang berlangsung selama lebih kurang dua jam itu dianggap Budiman menghasilkan satu kecocokan. Ia mengaku memiliki kecocokan dengan Prabowo. Budiman bahkan menganggap Menteri Pertahanan (Menhan) itu sebagai sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global. “Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” kata Budiman Sudjatmiko saat itu.
Baca Juga: Persaingan Pilpres 2024 Kian Sengit, Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Saling Kejar “Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujar aktivis reformasi itu melanjutkan. Dibandingkan dengan Ganjar Pranowo, Budiman memandang Prabowo merupakan sosok yang bisa menyatukan kelompok nasionalis. Keyakinan itu diklaim sebagai alasan yang membuat dirinya menemui Prabowo. "Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu saja. Jangan berkelahi begitu loh,” katanya.
Editor: Yudho Winarto