Lebih murah, multifinance lirik sumber pendanaan dari luar negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Opsi pendanaan dari luar negeri masih menjadi pilihan bagi pelaku usaha multifinance. Salah satu alasannya, karena biaya bunga dari luar lebih murah ketimbang dalam negeri.

PT BFI Finance Indonesia Tbk salah satunya. Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan perusahaan membutuhkan total pendanaan sebesar Rp 9 triliun tahun ini. Dari jumlah itu, pihaknya akan memaksimalkan pinjaman dari luar negeri karena dinilai lebih potensial.

“Secara bunga, pinjaman dari luar negeri sangat kompetitif dan cenderung lebih murah dari pinjaman dalam negeri. Hal itu menjadi salah satu sumber pendanaan yang kami harapkan,” kata Sudjono di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Rencananya, BFI Finance akan menerbitkan sindikasi luar negeri pada semester II-2019. Sehingga tahun ini diperkirakan pinjaman luar negeri dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali penerbitan. Dengan penerbitan itu maka porsi dana dari luar meningkat dari 20% bisa mencapai 40% dari total pendanaan perusahaan.

“Kami melakukan diversifikasi pendanaan dan tengah mengkajinya berdasarkan kesiapan pasar serta kebutuhan perusahaan supaya tidak bergantung dengan satu sumber dana,” ungkapnya.

Sepanjang tahun ini, BFI Finance telah memperoleh sumber pendanaan baru. Mulai dari penerbitan obligasi berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2019 sebesar Rp 1 triliun. Kemudian menyusul pinjaman sindikasi senilai US$ 200 juta pada April 2019.

Pemain lain PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPM Finance) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi luar negeri dengan 20 lembaga keuangan pada Mei lalu. Fasilitas bernilai total setara US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun ini dikeluarkan dalam dua mata uang yaitu dollar Amerika Serikat dan yen Jepang untuk jangka waktu empat tahun.

Fasilitas pinjaman tersebut menjadi langkah strategis MPM Finance dalam memperoleh biaya bunga yang kompetitif sekaligus sebagai bentuk diversifikasi sumber pendanaan di samping fasilitas pinjaman bank bilateral dari dalam dan luar negeri.

“Fasilitas pinjaman ini akan kami gunakan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan modal kerja perusahaan hingga kuartal kedua tahun depan,” ungkap CEO MPM Finance Johny Kandano.

Fasilitas pinjaman sindikasi luar negeri kali ini merupakan yang ke-5 kalinya diperoleh perusahaan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. 

Pada bulan Mei tahun lalu, MPM Finance juga berhasil memperoleh fasilitas serupa dengan nilai mencapai US$ 333 juta atau setara dengan Rp 4,6 triliun dari 34 lembaga keuangan.

Namun fasilitas pinjaman tersebut telah habis digunakan sepenuhnya sampai dengan bulan April 2019 untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi