Ledakan Matahari Picu Badai Magnet Besar di Bumi, Ini Dampak ke Indonesia



MOMSMONEY.ID - BMKG mengungkapkan, ada badai magnet Bumi dengan tingkat besar di wilayah Indonesia. Ini dampak badai magnet Bumi ke Indonesia.

Mengacu informasi dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), BMKG menyebutkan, telah terjadi ledakan Matahari (Solar flare) dengan kategori kuat atau R3 pada Senin, 7 Oktober 2024 lalu.

BMKG menjelaskan, ledakan Matahari adalah letusan besar radiasi elektromagnetik dari Matahari yang berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.


"Ledakan Matahari ini disebabkan oleh kelompok bintik Matahari 3842," sebut BMKG di akun Instagram-nya, dikutip Minggu (12/10).

Baca Juga: Waspada Bencana Jakarta & Sekitarnya, Ini Peringatan Dini Cuaca Besok Hujan Lebat

Menurut BMKG, bintik Matahari adalah daerah di permukaan Matahari yang tampak gelap dan memiliki suhu lebih rendah.

Bintik Matahari terbentuk karena ada konsentrasi medan magnet yang kuat dari lapisan dalam Matahari.

Ledakan Matahari tersebut mengakibatkan badai magnet dengan klasifikasi badai magnet kuat atau skala G4 di Bumi.

"Badai magnet ini akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan, seperti yang diinfokan oleh NOAA," kata BMKG.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG dari nilai indeks A, nilai indeks A maksimum yang tercatat sbesar A=88.

Baca Juga: Jawa Tengah Waspada Bencana, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (13/10) Hujan Deras

Ini mengindikasikan, badai magnet Bumi dengan tingkat besar di wilayah Indonesia.

Salah satu dampak utama badai magnetik adalah gangguan pada sistem komunikasi berbasis satelit dan sistem GPS

"Di Indonesia, dampak dari badai magnet tersebut dapat mengganggu komunikasi antarpengguna radio HF dan mengurangi akurasi penentuan posisi navigasi berbasis satelit, seperti GPS," ungkap BMKG.

Tapi, BMKG menambahkan, dampaknya tak akan sebesar wilayah lintang tinggi seperti di sekitar kutub Bumi.

Selanjutnya: Ini Hari dan Waktu yang Tepat Mengirim Email Lamaran Kerja, Pencari Kerja Perlu Tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan