Lee Thiam Wah: Dari Pedagang Kecil Menjadi Miliarder Baru Asia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lee Thiam Wah, seorang pengusaha asal Malaysia, kini menjadi miliarder terbaru di Asia.

Kesuksesannya dimulai dari usaha kecil menjual camilan di kios pinggir jalan hingga mendirikan jaringan 99 Speed Mart, yang kini dikenal sebagai salah satu rantai minimarket terbesar di Malaysia. Pada hari Senin, Lee resmi menyandang status miliarder setelah perusahaannya melantai di Bursa Efek Kuala Lumpur melalui initial public offering (IPO).

Kesuksesan IPO dan Kekayaan Lee

IPO yang digelar pada hari Senin berhasil mengumpulkan 531 juta dolar dan memecahkan rekor IPO terbesar dalam tujuh tahun terakhir di Malaysia. Harga saham per lembar dipatok pada 1,65 ringgit Malaysia, atau sekitar 0,38 dolar AS. Berdasarkan indeks miliarder Bloomberg, kekayaan bersih Lee kini mencapai 3,3 miliar dolar setelah IPO tersebut.


Perusahaan 99 Speed Mart kini memiliki pangsa pasar sebesar 40% di sektor minimarket Malaysia dan menguasai hampir 12% pasar ritel bahan makanan secara keseluruhan di negara itu. Berdasarkan prospektus IPO, perusahaan merencanakan ekspansi besar-besaran dengan menambah 250 toko per tahun hingga mencapai 3.000 gerai dalam tiga tahun ke depan.

Baca Juga: 7 Tips Jitu Mengatur Keuangan dari Miliarder Bill Gates

Awal Perjalanan Hidup Lee

Lee Thiam Wah lahir pada tahun 1964 di Klang, Malaysia, dalam keluarga besar dengan sebelas anak. Orang tuanya bekerja sebagai buruh bangunan dan pedagang kaki lima, namun penghasilan mereka tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Saat masih kecil, Lee menderita polio yang menyebabkan dirinya kehilangan kemampuan untuk berjalan, sehingga menyulitkannya mencari pekerjaan.

Menghadapi keterbatasan fisik, Lee tidak menyerah. Sebagai seorang yang gigih, ia mulai berjualan camilan di kios kecil untuk membiayai hidupnya. "Saya harus membantu diri sendiri. Tidak ada yang mau mempekerjakan saya karena keterbatasan fisik saya," ujar Lee kepada Forbes pada tahun 2010.

Pada usia 23 tahun, Lee membuka toko kelontong pertamanya pada tahun 1987. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, bisnisnya berkembang pesat menjadi jaringan delapan toko dengan nama Pasar Mini 99.

Peran Istri dan Ekspansi Bisnis

Ng Lee Tieng, istri Lee, bergabung dengan perusahaan pada tahun 1997 sebagai eksekutif pembelian. Bersama-sama, mereka memperluas bisnis menjadi rantai minimarket terbesar di Malaysia, dengan memiliki 2.651 gerai di seluruh negeri, menurut prospektus IPO perusahaan.

Baca Juga: 9 Money Lessons yang Dipelajari Bill Gates dari Warren Buffett

Hingga IPO minggu ini, pasangan ini sepenuhnya memiliki bisnis tersebut. Setelah IPO, Lee masih akan menjadi pemegang saham mayoritas dengan mengendalikan hingga 79,7% saham. Sementara itu, Ng akan memegang 3,2% saham perusahaan.

Dengan dukungan dari 14 investor besar, termasuk abrdn Asia dan UOB Asset Management, Lee dan timnya berencana untuk menggunakan lebih dari setengah dari hasil IPO untuk memperluas jaringan toko, membangun pusat distribusi baru, dan menambah armada truk pengiriman.

Kinerja Keuangan dan Prospek Masa Depan

Performa keuangan 99 Speed Mart menunjukkan tren yang sangat positif. Pada kuartal kedua tahun ini, perusahaan mencatatkan laba sebesar 125,5 juta ringgit, meningkat 66,3% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2023, perusahaan juga mencatatkan pendapatan lebih dari 9 miliar ringgit, empat kali lipat lebih besar dari pesaing utama mereka, 7-Eleven Malaysia.

Keberhasilan ini menjadikan 99 Speed Mart sebagai pemain utama di pasar ritel Malaysia, dan rencana ekspansi yang ambisius menunjukkan bahwa perusahaan ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar.

Editor: Handoyo .