JAKARTA. Mantan bendahara Korlantas Polri Kompol Legimo mengaku dirinya sempat ditampar mantan atasannya Korlantas Polri Irjen Djoko Susilo sekitar Maret 2011. Menurutnya insiden tersebut terjadi lantaran dirinya tidak menaati perintah sang bos untuk mengawasi proses penyerahan empat kardus berisi sejumlah uang pemberian direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto. Legimo menguraikan suatu sore, Djoko memintanya untuk tidak pulang kantor lebih cepat karena ada seseorang yang menyerahkan suatu titipan. Bahkan atasannya itu sampai berpesan agar titipan dari utusan Budi Susanto disimpan terlebih dahulu dan tidak boleh dibuka. Namun ia justru lebih memilih untuk pulang lebih cepat karena istri sakit dan meminta anak buahnya Sulistiyanto menerima penyerahan uang tersebut. “Saya harus pulang karena istri saya habis operasi. Kebetulan sampai rumah lalu saya ditelepon oleh Tiwi, asprinya Pak Kakor (Irjen Djoko), ditanya soal kardus uang itu,” terang Legimo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (31/5).
Legimo mengaku ditampar Djoko Susilo
JAKARTA. Mantan bendahara Korlantas Polri Kompol Legimo mengaku dirinya sempat ditampar mantan atasannya Korlantas Polri Irjen Djoko Susilo sekitar Maret 2011. Menurutnya insiden tersebut terjadi lantaran dirinya tidak menaati perintah sang bos untuk mengawasi proses penyerahan empat kardus berisi sejumlah uang pemberian direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto. Legimo menguraikan suatu sore, Djoko memintanya untuk tidak pulang kantor lebih cepat karena ada seseorang yang menyerahkan suatu titipan. Bahkan atasannya itu sampai berpesan agar titipan dari utusan Budi Susanto disimpan terlebih dahulu dan tidak boleh dibuka. Namun ia justru lebih memilih untuk pulang lebih cepat karena istri sakit dan meminta anak buahnya Sulistiyanto menerima penyerahan uang tersebut. “Saya harus pulang karena istri saya habis operasi. Kebetulan sampai rumah lalu saya ditelepon oleh Tiwi, asprinya Pak Kakor (Irjen Djoko), ditanya soal kardus uang itu,” terang Legimo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (31/5).