JAKARTA. Rajawali Corpora resmi akan melepas sahamnya di PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) kepada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia bernama Felda Global Ventures (FGV) Holdings Berhad. Rajawali telah melakukan penandatanganan kesepakatan dengan FGV. Transaksi ini dianggap sebagai transaksi antar bangsa. Bahkan dalam penandatanganan kesepakatan perjanjiannya, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Datuk Seri Mustapa Mohamed dan Menko Perekonomian Indonesia Sofyan Djalil turut hadir. Rajawali menjual 11,66 miliar saham atau 37% modal ditempatkan dan disetor penuh BWPT. Secara keseluruhan, transaksi ini bernilai US$ 678 juta. Dengan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 13.300 per dollar AS, maka nilai transaksi setara Rp 9,01 triliun. Artinya, FGV menghargai saham BWPT Rp 775 per saham oleh FGV. Angka tersebut lebih tinggi 93,75% dibandingkan Rp 400 per saham saat pengambilan BWPT oleh Rajawali melalui skema Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue akhir tahun lalu.
Setidaknya, Rajawali meraup untung Rp 4,35 triliun dari penjualan saham itu. Pembayaran transaksi ini dilakukan dalam dua tahap. Pertama, FGV membayar secara cash 30% saham BWPT senilai US$ 632 juta. Direktur Utama FGV Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah bilang, FGV akan mendanainya dari pinjaman perbankan. Kedua, FGV membayarkan sekitar US$ 48 juta untuk 7% saham BWPT. Pembayaran dilakukan dengan menukar 2,55% saham FGV. "Nanti FGV akan menerbitkan saham baru," ucap Abdullah. Tak hanya itu, FGV akan mengambil 95% perusahaan gula milik Rajawali. Di situ, FGV akan membayar US$ 67 juta atau sekitar Rp 891,1 miliar secara cash. Managing Director Rajawali Corpora Darjoto Setyawan bilang, Rajawali kuat di bisnis hulu. Sementara FGV memiliki kemampuan dari hulu hingga ke hilir seperti oleokimia, minyak goreng, minyak nabati dan lain-lain.