Lelang hasil sitaan KPK, dari mobil mercy sampai kain Kiswah Rp 450 juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil mengembalikan kekayaan negara ke dalam kas negara sebesar Rp 16,55 miliar dari lelang sitaan yang digelar hari ini, Rabu (25/7) dipimpin Iwan Dharma Setiawan. Barang sitaan KPK ini sebelumnya sudah disahkan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III.

Kali ini, KPK melelang mulai dari barang terkecil, batu akik, sampai dengan gedung, lengkap dengan surat-suratnya.

Namun, yang menjadi sorotan pada lelang kali ini adalah Kain Kiswah, atau kain penutup Ka'bah, hasil sitaan KPK dalam kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji 2010-2013, mantan Menteri Agama Suryadharma Ali.


"(Kain) kiswah ini adalah suatu, ibaratnya ya, koleksi yang terbaik, karena (itu) tutupnya Ka'bah. Jadi kami keinginan untuk koleksi di rumah," tutur HR. Muhammad Zufri Sa'ad, pemenang lelang kain kiswah, kepada wartawan, Rabu (25/7).

Kain kiswah tersebut berukuran 80x59cm, berwarna hitam, dan bertuliskan lafaz/kaligrafi arab berwarna kuning keemasan dengan kain pelapis belakang berwarna hijau. Iwan berhasil melelang kain kiswah itu hampir 20 kali dari penilaian asesor terhadap kain itu, atau dimenangkan dengan harga Rp 450 juta. Iwan membuka penawaran pertama pada kocek Rp 24 juta.

Untuk dapat menawar kiswah, penawar harus memberikan uang jaminan sebesar Rp 6 juta Zufri mengaku sudah mengincar kain kiswah itu sejak minggu lalu ketika barang lelang diumumkan. Terlebih, Zufri bersedia merogoh kocek terdalamnya untuk dapat mengoleksi kain yang diberikan langsung oleh Raja Salman itu.

Suasana aula kala Kain kiswah tersebut dilelang menjadi riuh. Para penawar yang tadinya duduk, satu per satu mulai berdiri dan melihat tiga orang yang masih mengangkat papan kuning tanda masih mau menawar. Awak media yang tadinya menyorot jalannya lelang dari belakang mulai menghalangi jalannya lelang karena menghalangi Iwan sebagai pelelang.

"Kita lawan terus. Rp 800 juta (akan) masih (saya tawar). Berapapun (saya) masih (tawar). Dia (penawar lain) ngasih Rp 1 miliar, aku lawan," tantang Zufri.

Namun, barang lelang dengan harga tertinggi bukan kain kiswah, tapi mobil sedan Mercedes Benz GL400 AT tahun 2014 dengan penawaran awal senilai Rp 711 juta. Mobil sedang tersebut berhasil dilelang dengan harga Rp 1 miliar lebih Rp 10 juta. Zufri hampir saja memiliki mobil itu, tapi "kita sudah menawar tertinggi. Sudah mencapai 1 miliar, kita ngalah saja dulu lah," aku Zufri.

Tapi, jika dilihat dari presentase pertambahan nilai, Mercedes Benz masih belum mengalahkan batu akik. Pasalnya, batu akik yang dilelang KPK berhasil menambah kekayaan negara sebesar Rp 400 ribu, atau enam kali dari harga penilaian asesor.

Dilelang lagi

Jika dijumlahkan, jumlah semua nilai barang yang didapat dari asesor yang dilelangkan kali ini berjumlah Rp 46 miliar dengan nilai awal paling besar dipegang oleh satu unit tanah dan bangunan di Tebet sebesar Rp 14,2 miliar. Koordinator Kerja Pelacakan Aset, Pengelolaan Barang Bukti, dan Eksekusi (Labuksi) KPK, Irene Putri menjelaskan, barang-barang tersebut akan dilelangkan lagi pada kesempatan berikutnya.

"Nanti kita akan lelang kembali. Kalau masa penilaiannya masih (berlaku) maka itu tinggal kita lelang, tapi kalau masa penilaiannya habis, diajukan lagi, di lelang lagi," ujar Irene setelah lelang usai, Rabu (25/7).

Sampai Juni 2018, lanjut Irene, KPK sudah berkontribusi mengembalikan aset negara ke dalam kas negara sekitar lebih dari Rp 316 miliar.

Dalam pelelangan ini, KPK juga melelang 6 buah tanah dan bangunan yang sebelumnya tidak dilakukan KPK. Selain untuk mengembalikan kekayaan negara, pelelangan barang sitaan ini juga ditujukan untuk mengurangi biaya perawatan aset yang disita. "Harapan kita, barang ini makin cepat laku, maka negara tidak melakukan perawatan atas aset," ucap Irene.

"Jadi, sampai Juni 2018, KPK sudah setor untuk barang rampasan saja nilainya Rp 316 miliar lebih. Artinya, dengan penambahan hari ini akan menambahkan juga signifikan (kas negara)," tutup Irene.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia