KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses lelang mass rapid transit (MRT) sudah dimulai sejak awal Agustus 2018. Proses pertama yang dilakukan adalah lelang RSs (Receiving Substation). Ini tertuang dalam pengumuman lelang Nomor: 001/P/CP200/MRT/VII/2018 terkait dengan konstruksi dinding diagfragma (D-Wall) untuk gardu induk Monas. “Untuk lelang pengumumannya sudah, tapi ini kita sebutnya ini Lelang RSs. Jadi pekerjaan pembangunan gardu listrik untuk fase II. Bukan fase II pekerjaan konstruksi, jadi baru itu,” kata Hikmat, Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Rabu (8/8). Hikmat menyebutkan, persyaratan peserta yang mengikuti lelang MRT Fase II ini adalah badan usaha atau kemitraan berdomisili di Indonesia. Adapun spesialisasinya adalah sebagai penyedia jasa pekerjaan konstruksi pondasi/dinding diafragma (diaphragm wall). Badan usaha ini harus mempunyai pengalaman selama 4 tahun terakhir mengerjakan tiga pekerjaan konstruksi dinding diafragma dengan volume minimum tiap proyek sebesar 3.000 m3 di daerah perkotaan yang padat dengan kondisi lingkungan yang sensitif terhadap polusi (bunyi, getaran) dan lain lain masalah lingkungan. “Kriteria dan pengumuman tender di ada di website MRT,” ujarnya. Proyek MRT fase II ini akan dimulai Desember 2018 mendatang. Pembangunan ini diawali dengan pembuatan dinding diafragma. Selanjutnya MRT fase II ini akan melayani rute Bundaran HI – Kampung Bandan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lelang MRT fase II dimulai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses lelang mass rapid transit (MRT) sudah dimulai sejak awal Agustus 2018. Proses pertama yang dilakukan adalah lelang RSs (Receiving Substation). Ini tertuang dalam pengumuman lelang Nomor: 001/P/CP200/MRT/VII/2018 terkait dengan konstruksi dinding diagfragma (D-Wall) untuk gardu induk Monas. “Untuk lelang pengumumannya sudah, tapi ini kita sebutnya ini Lelang RSs. Jadi pekerjaan pembangunan gardu listrik untuk fase II. Bukan fase II pekerjaan konstruksi, jadi baru itu,” kata Hikmat, Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Rabu (8/8). Hikmat menyebutkan, persyaratan peserta yang mengikuti lelang MRT Fase II ini adalah badan usaha atau kemitraan berdomisili di Indonesia. Adapun spesialisasinya adalah sebagai penyedia jasa pekerjaan konstruksi pondasi/dinding diafragma (diaphragm wall). Badan usaha ini harus mempunyai pengalaman selama 4 tahun terakhir mengerjakan tiga pekerjaan konstruksi dinding diafragma dengan volume minimum tiap proyek sebesar 3.000 m3 di daerah perkotaan yang padat dengan kondisi lingkungan yang sensitif terhadap polusi (bunyi, getaran) dan lain lain masalah lingkungan. “Kriteria dan pengumuman tender di ada di website MRT,” ujarnya. Proyek MRT fase II ini akan dimulai Desember 2018 mendatang. Pembangunan ini diawali dengan pembuatan dinding diafragma. Selanjutnya MRT fase II ini akan melayani rute Bundaran HI – Kampung Bandan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News