Lelang obligasi negara diminati lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sukses menggelar lelang surat berharga syariah negara atau sukuk negara, kemarin. Dari enam seri yang ditawarkan, pemerintah menyerap dana senilai Rp 4,05 triliun. Tapi, pemerintah cuma menyerap dana dari lima seri. Total penawaran yang masuk mencapai Rp 9,10 triliun.

Nilai penawaran masuk maupun nilai yang diserap pemerintah pada lelang sukuk kali ini lebih besar dari target indikatif, yakni sebesar Rp 4 triliun. Bahkan, hasil ini juga lebih baik dari lelang sukuk sebelumnya, yang mana pemerintah hanya menyerap Rp 1,38 triliun dari total penawaran masuk Rp 5,53 triliun.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar mengatakan, besarnya permintaan dari investor kali ini didukung stabilnya nilai tukar rupiah dari akhir pekan lalu hingga awal pekan ini. "Keyakinan investor untuk masuk ke lelang kembali meningkat," kata dia, Selasa (15/5).


Tetapi investor banyak yang meminta yield tinggi. Ambil contoh pada seri PBS017 yang memiliki tingkat imbalan sebesar 6,125%. Investor menawar seri tersebut dengan yield tertinggi mencapai 7,75% sedangkan yield terendahnya berada di level 7,43%. Pemerintah sama sekali tidak mengambil penawaran yang masuk dari seri ini.

Namun dari seri sukuk lainnya, pemerintah menyerap penawaran dengan yield yang cukup kompetitif. Ambil contoh PBS002 yang jatuh tempo 15 Januari 2022. Yield tertinggi yang diminta investor mencapai 7,22% dan terendah 6,75%. Pemerintah menyerap dana Rp 1,19 triliun dengan yield rata-rata 6,86%.

Di sisi lain, analis menilai tingginya yield yang diminta investor mengindikasikan investor khawatir. Analis IBPA Ifan Mohammad Ihsan menyebut, investor cemas lantaran pasar obligasi Indonesia masih dalam tekanan besar.

Pemerintah juga mulai menahan laju penerbitan surat berharga negara (SBN). Pemerintah menurunkan target indikatif lelang sukuk dari biasanya Rp 8 triliun menjadi Rp 4 triliun. "Di sisi lain, kepentingan para investor yang ingin mendapatkan sukuk juga tidak dapat diabaikan begitu saja," jelas Anil.

Karena risiko investasi di pasar obligasi masih cukup besar, mayoritas investor cenderung bermain aman dengan menawar seri tenor pendek. Buktinya, seri SPNS03112018 dan PBS016 menjadi seri terlaris, yang mana masing-masing memperoleh penawaran masuk sebesar Rp 4,17 triliun dan Rp 1,47 triliun.

Kesempatan domestik

Terlepas dari itu, Ifan melihat lelang sukuk kali ini maupun berikutnya dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat basis investor lokal. Hal ini mengingat tren aksi jual oleh investor asing masih terus terjadi.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, meski seri SPNS03112018 memperoleh penawaran masuk tertinggi, namun nominal yang dimenangkannya hanya Rp 500 miliar. Pemerintah mematok yield rata-rata tertimbang sebesar 4,62% untuk seri yang jatuh tempo pada 3 November 2018 tersebut.

Sementara dari seri PBS016, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 840 miliar. Selanjutnya, jumlah penawaran yang masuk pada seri PBS002 mencapai Rp 1,43 triliun. Seri ini akhirnya menjadi seri yang paling besar jumlah nominal yang dimenangkan, dengan nilai Rp 1,19 triliun.

Seri PBS012 mendapat tawaran masuk sebesar Rp 1,01 triliun dan nominal yang dimenangkan senilai Rp 860 miliar. Terakhir, seri PBS004 mendapat tawaran masuk sebesar Rp 681 miliar dan nominal yang dimenangkan pemerintah Rp 665 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati