Lelang obligasi negara masih sepi peminat



JAKARTA. Pemerintah terseok-seok meraup dana segar pada lelang surat utang negara (SUN) di pertengahan tahun ini. Dalam lelang Selasa (18/6), pemerintah hanya mencatat permintaan masuk Rp 7,75 triliun. Padahal, target indikatif sebesar Rp 8 triliun.

Pemerintah hanya memenangkan Rp 2,65 triliun dari total permintaan masuk pada lima seri surat utang. Dilihat dari permintaan masuk, investor paling meminati SUN bertenor 20 tahun dan surat perbendaharaan negara (lihat tabel).

Ekonom Bank Internasional Indonesia, Josua Pardede mengatakan, sepinya peminat lelang SUN disebabkan ketidakpastian waktu kenaikan harga BBM dan pelemahan rupiah. "Akibatnya, investor meminta imbal hasil tinggi untuk mengompensasi keduanya," kata Josua, Selasa (18/6).


Lesunya lelang SUN juga dipengaruhi sentimen dari global. Yakni Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan membahas keberlangsungan stimulus moneter dua hari lagi. Investor cenderung wait and see sambil menunggu hasil FOMC.

Josua menyarankan investor menahan diri karena kondisi pasar masih volatile. Investor bisa masuk ke pasar surat utang saat inflasi berada di level puncak, yakni sekitar Juli sampai Agustus. "Saat terjadi kenaikan yield, investor layak mengoleksi surat utang lagi. Ini merupakan momentum yang tepat untuk masuk," kata Josua.

M Adra Wijasena, Fixed Income Analyst PT Mega Capital Indonesia menambahkan, pemerintah memiliki pertimbangan tidak menyerap hasil lelang sesuai target karena biaya penerbitan akan mahal. Menurutnya, yield akan kembali normal pasca Lebaran.

Lantaran akhir-akhir ini pemerintah jarang mencapai target lelang, Adra menduga, target pembiayaan melalui lelang akan digenjot secara agresif di kuartal III 2013.

Hasil Lelang Surat Utang Negara
Seri SPN12140604 FR0067 FR0066 FR0063 FR0065
Jatuh tempo 4 Juni 2014 11/15/15 15 Mei 2018 15 Mei 2023 15 Mei 2033
Permintaan masuk (Rp miliar) 2.101 976 763 1.229 2.680
Dimenangkan (Rp miliar) 400 - - 700 1.550
Yield tertinggi dimenangkan 5,38% - - 6,59% 7,30%
Yield rata-rata tertimbang 5,38% - - 6,52% 7,25%
Yield pasar sekunder (18/5) - - 5,78% 6,45% 7,23%
sumber: DJPU, IBPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati