KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah melaksanakan lelang perdana instrumen barunya Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) pada 21 November 2023. Lelang tersebut pun hanya diikuti segelintir bank saja. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto mencatat dalam pelaksanaan lelang perdana tersebut, ada 12 bank yang turut ambil bagian. Memang, pelaksanaan lelang tersebut tak seramai kala instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dilakukan lelang perdana. Kala itu, ada 32 bank yang meramaikan.
"Kalau SRBI kan rupiah, total jumlah bank jauh lebih banyak dari bank devisa," ujar Edi, Rabu (22/11).
Baca Juga: Bank Indonesia Terbitkan Ketentuan Pengaturan SVBI dan SUVBI, Berikut Isinya Meski demikian, ia bilang lelang perdana tersebut telah melebihi target yang mencapai US$ 200 juta. Di mana, lelang yang dimenangkan sebesar US$ 236,5 juta. Itu berarti, lelang SVBI oversubscribed 1,33x dan win to bid nya 88,74%. Menurutnya, indikator tersebut menunjukkan minat yang cukup baik. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang pihaknya turut meramaikan lelang tersebut. Ia menyebutkan SVBI ini bisa menjadi alternatif penempatan atau investasi jangka pendek dalam dolar AS yang dibutuhkan dalam upaya mendukung pendalaman pasar keuangan dalam negeri. Ke depannya, sebagai instrumen tradable yang dapat dijual kepada non-resident, Rudi berharap SVBI juga dapat menarik likuiditas valas dari overseas dalam bentuk portfolio Inflow ke dalam negeri.
Baca Juga: Bank Indonesia Terbitkan Ketentuan Pengaturan SVBI dan SUVBI Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang langkah BCA untuk ikut lelang tersebut dengan harapan turut mendukung langkah otoritas perbankan dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ia menilai produk SVBI sama menariknya dengan SRBI. Adapun, yang membedakan hanya mata uang SRBI dalam Rupiah dan SVBI dalam USD. "BCA sebagai bagian dari perbankan nasional pada prinsipnya akan mendukung berbagai kebijakan pemerintah, regulator, serta otoritas perbankan," ujar Hera. Di sisi lain, ada beberapa bank yang belum turut ambil bagian dalam lelang perdana ini. Ambil contoh, BTN dan Bank DBS. Corporate Secretary BTN Ramon Armando bilang pihaknya masih melakukan penyempurnaan terhadap proses bisnis internal atas instrumen SVBI tersebut. "BTN baru akan mengikuti pada lelang berikutnya," ujar Ramon.
Ia menilai SVBI ini memiliki tingkat yieldnya yang cukup menarik sebagai tambahan pendapatan bagi Bank. Namun, ia menyebutkan yieldnya memang SRBI lebih tinggi dibandingkan dengan SVBI. "Apabila menginginkan investasi pada tenor yang lebih pendek maka SVBI menjadi pilihan investasi dengan tingkat imbal hasil yang cukup menarik," ujarnya. Sependapat, Executive Director, Head of Trading, Treasury & Markets PT Bank DBS Indonesia Ronny Setiawan berpandangan saat ini instrumen SRBI lebih menarik karena memiliki masa maturity yang lebih lama dan dapat digunakan untuk buku investasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi