Lelang ramai, pemerintah serap utang sesuai target



JAKARTA. Lelang sukuk sepanjang 2015 ini terus dibanjiri permintaan. Hanya saja, nominal yang dimenangkan pemerintah jauh di bawah penawaran yang masuk.

Seperti diketahui, pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan telah menggelar dua kali lelang sukuk sepanjang 2015 ini yakni pada 13 dan 27 Januari 2015. Dengan target indikatif masing-masing lelang senilai Rp 2 triliun.

Pada lelang pertama, yakni pada 13 Januari 2015 total penawaran yang masuk mencetak rekor tertinggi di level Rp 13,75 triliun atauoversubscribes hingga 6,5 kali lipat dari target indikatif. Mendapat penawaran perdana yang fantastis, pemerintah hanya menyerap Rp 6,87 triliun.


Hal sama juga terjadi pada lelang ke dua yakni 27 Januari 2015. Total penawaran pada lelang ini bahkan kembali mencetak total penawaran baru di level Rp 19,06 triliun atau oversubscribes 9,5 kali lipat dari target indikatif. Lagi-lagi pemerintah hanya menyerap Rp 2,19 triliun. Sehingga total penerbitan emisi sukuk sepanjang 2015 ini sebesar Rp 9,06 triliun.

Padahal pada akhir tahun lalu pemerintah berkomitmen memperdalam pasar sukuk. Kala itu, Direktur Pembiayaan Syariah DJPU Suminto mengatakan pemerintah berusaha meningkatkan nilai outstanding sukuk di pasar sekunder. Harapannya supaya sukuk lebih likuid sehingga investor lebih tertarik untuk mengoleksi surat utang ini.

Dengan adanya total penawaran yang sangat tinggi pada 2 lelang sukuk kemarin, baru-baru ini Suminto mengatakan hal tersebut memang sebetulnya kesempatan bagi pemerintah untuk menambah nilai outstanding sukuk.

“Hanya saja pada saat lelang berapa yang kami ambil dipengaruhi oleh banyak faktor,” ujar Suminto, kepada KONTAN, Kamis (29/1). Ia menjabarkan faktor-faktor tersebut antara lain kondisi kas pemerintah, kebutuhan financing dan tingkat yield yang diminta investor.

Menurutnya ini merupakan strategi dasar pertimbangan pemerintah dalam penyerapan dana pada setiap lelang Surat Utang Negara (SUN) termasuk sukuk. “Sehingga yang bisa kita gambarkan saat ini bahwa operasi kita dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pengembangan pasar itu sendiri,” tambah Suminto.

Demikian, ia menyangkal bahwa strategi tersebut bertentangan dengan semangan memperdalam pasar sukuk dengan memperbesar nilaioutstanding di pasar sekunder. “Tentu kita tetap komitmen dengan tujuan pengembangan pasar sukuk,” ujarnya.

Sebagai gambaran, mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 total penerbitan SUN bruto tahun ini sebesar Rp 430 triliun. Pemerintah menargetkan 18,3% dari total tersebut dialokasikan bagi emisi sukuk.

Kini pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tengah membahas APBN-Perubahan (APBN-P) 2015. Di situ tercantum total penerbitan bruto ditargetkan Rp 460 triliun. Jika memakai asumsi yang sama bahwa porsi penerbitan sukuk masih 18,3% maka target penerbitan sukuk tahun ini sebesar Rp 84,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia