Lelang SBN di semester II bisa ramai asalkan rupiah stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester kedua, minat investor untuk membeli obligasi melalui lelang sejatinya bisa meningkat. Namun, hal tersebut sangat bergantung pada volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Fund Manager Capital Asset Management, Desmon Silitonga menjelaskan, posisi rupiah akan sangat mempengaruhi minat investor, terutama investor asing, untuk berpartisipasi dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN). Sebab, pergerakan yield Surat Utang Negara (SUN) akan stabil ketika rupiah tidak terlalu volatil.

“Lelang SBN biasanya kerap didominasi oleh investor asing, tapi mereka juga cukup sensitif terhadap faktor nilai tukar mata uang,” katanya, hari ini (9/7).


Jika rupiah mampu bergerak stabil, sebenarnya lelang SBN dapat menjadi kesempatan emas bagi tiap investor. Pasalnya, yield SUN seri acuan 10 tahun sudah berada di atas 7%. Selisih dengan yield US Treasury juga sudah melebar.

“Kalaupun menguat, rupiah memang agak sulit kembali ke level Rp 13.700. Tapi sisi baiknya, yield SUN Indonesia kemungkinan tetap di kisaran 7% sehingga menarik bagi investor,” ungkap Desmon.

Sementara itu, Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, ada potensi dalam jangka menengah lelang SBN akan berlangsung ramai. Sebab, target penerbitan SBN lewat lelang di kuartal III-2018 mencapai Rp 181 triliun atau lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya sebesar Rp 151,27 triliun.

Tingginya target penerbitan SBN mengindikasikan bahwa pemerintah akan lebih gencar menyerap dana dari lelang SBN dalam jumlah yang besar. Ini berarti pemerintah juga tidak terlalu mempersalahkan permintaan yield yang tinggi dari para investor di waktu lelang.

“Ini kesempatan emas bagi investor karena melalui lelang mereka bisa mendapat yield yang lebih tinggi ketimbang di pasar sekunder,” ujarnya, hari ini.

Ia melanjutkan, permintaan yield yang tinggi dari para investor berpotensi masih akan berlanjut pada lelang SBN di semester kedua. Hal tersebut dengan mempertimbangkan yield SUN 10 tahun sudah berada di atas 7% sementara Bank Indonesia telah menaikan suku bunga acuan sebanyak 3 kali. Alhasil, investor yang membeli obligasi berupaya sebisa mungkin memperoleh keuntungan lebih tinggi daripada deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia