Lelang SBN mulai terbatas, permintaan investor capai Rp 48,01 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang mulai terbatas membuat pelaku pasar memanfaatkan lelang yang ada belakangan ini untuk mendapatkan surat utang di pasar primer. Alhasil, lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (8/10) ramai.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SUN mencapai Rp 48,01 triliun. Jumlah tersebut lebih banyak dari jumlah penawaran masuk di lelang SUN dua pekan sebelumnya yang sebesar Rp 34,06 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario mengatakan, pelaksanaan lelang mulai terbatas. Dia memperkirakan pelaksanaan lelang tinggal tiga hingga empat kali lagi di tahun ini. Sementara, para pelaku pasar semakin giat memburu surat utang melalui lelang di pasar primer agar mendapat yield yang lebih menarik.


Secara umum, Ramdhan mengatakan yield yang ditawarkan pemerintah saat ini menarik. Tercatat, yield SUN tenor acuan 10 tahun berada di level 7,24%. "Kita memiliki daya tarik bagi asing karena posisi yield yang cukup tinggi," kata Ramdhan, Selasa (8/10).

Baca Juga: Ekonom ini percaya iklim investasi Indonesia bisa pertahankan dana repatriasi

Apalagi, inevstor asing semakin tertarik dengan pasar obligasi domestik karena Indonesia memiliki rating investement grade di BBB. Ramdhan optimistis Indonesia berpotensi naik peringkat dengan fundamental dalam negeri relatif stabil meski memang diharapkan pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi.

Jumlah peminat di lelang SUN kali ini meningkat juga karena dalam sepekan lalu tensi perang dagang Amerika Serikat dan China mereda setelah  berbagai kesempatan pertemuan dijalankan. "Ada pembicaraan lebih lanjut dari AS dan China membuat pasar global stabil dan berdampak positif pada pasar obligasi domestik," kata Ramdhan.

Untuk lelang selanjutnya, Ramdhan berharap akan berjalan sukses meski pelaku pasar kini tengah menanti bagaimana perkembangan pertemuan AS dan China pekan ini.

Kamis (10/10), AS dan China akan menggelar pertemuan tingkat tinggi antara Wakil Perdana Menteri China Lui He dengan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Dalam lelang kali ini, obligasi negara seri FR0081 dan FR0082 masih menjadi seri yang paling banyak diburu investor. Kedua seri yang digadang-gadang akan menajdi seri acuan di tahun depan tersebut juga menjadi seri yang paling banyak diserap pemerintah.

Baca Juga: Dana asing masih mengalir ke surat utang negara

Tercatat seri FR0081 menerima penawaran masuk paling tinggi, mencapai Rp 13,02 triliun. Sedangkan seri FR0082 menerima penawaran masuk sebesar Rp 10,35 triliun.

Di tengah volatilitas pasar obligasi yang tinggi, terlihat seri tenor pendek seperti SPN12200106 dan SPN12201009 juga cukup banyak menerima penawaran masuk sebesar masing-masing Rp 7,57 triliun dan Rp 11,92 triliun.

Sementara, pemerintah menyerap Rp 23,8 triliun dari lelang hari ini. Penyerapan terbanyak dilakukan di seri FR0081 dengan jumlah Rp 8,95 triliun. Sementara, pemerintah menyerap Rp 7,25 triliun di seri FR0082. Namun, pemerintah hanya menyerap masing-masing Rp 2 triliun pada dua seri SPN.

Ramdhan mengatakan saat ini pemerintah memiliki posisi tawar yang baik di hadapan investor, sehingga pemerintah tidak dikendalikan oleh keinginan pasar. Oleh karena itu pemerintah tidak banyak menyerap seri tenor pendek meski jumlah penawaran yang masuk cukup tebal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati